Bantah Tolak Korban Tabrak Lari di Tangerang, RS Sari Asih: IGD Penuh

Bantah Tolak Korban Tabrak Lari di Tangerang, RS Sari Asih: IGD Penuh

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 21:24 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta - RS Sari Asih Ciledug buka suara soal korban tabrak lari di Tangerang yang disebut meninggal dunia usai ditolak 3 rumah sakit. RS Sari Asih menyatakan tak pernah menolak pasien, tapi kondisi IGD saat itu sedang penuh.

"Tidak ada penolakan dari petugas RS Sari Asih Ciledug," kata Media Relation Rumah Sakit (RS) Sari Asih Group, Akhmad Gendon, dalam keterangan tertulis, Jumat (5/2/2021).

Akhmad Gendon membenarkan IGD RS Sari Asih Ciledug memang kedatangan korban kecelakaan lalu lintas. Saat itu korban diantar oleh seorang pengantar dan ditemui petugas security.

"Bahwa benar ada korban kecelakaan lalu lintas yang datang ke Rumah Sakit kami, dan ketika korban dan pengantar datang di depan IGD, kemudian petugas security langsung mengecek ke dalam IGD," ujar Akhmad Gendon.

Akhmad mengatakan petugas kemudian mengecek ke dalam IGD dan ruangan tempat tidur di IGD terisi penuh. Menurutnya, petugas keamanan sudah menjelaskan kondisi IGD sedang penuh dan meminta korban dan pengantar untuk menunggu.

"Pada saat itu IGD cukup ramai, dan kondisi tempat tidur di IGD semuanya sedang terisi penuh, sehingga petugas menginfokan kepada pengantar korban agar menunggu sebentar untuk petugas mengambil kursi roda," ungkapnya.

Saat petugas kembali, korban dan pengantar sudah tidak ada di depan IGD.

"Namun ketika petugas kembali ke depan membawa kursi roda, korban dan pengantarnya sudah tidak ada di depan IGD maupun di lokasi lain di RS Sari Asih Ciledug (kemungkinan mereka sudah langsung pergi)," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pengendara motor, Ribut Mahardani, meninggal dunia usai terlibat kecelakaan di depan SPBU, Jl Raden Saleh, Ciledug, Tangerang. Ironisnya lagi, korban meninggal dunia setelah ditolak di 3 rumah sakit swasta di Kota Tangerang.

"Kemarin kritis, terus meninggal dalam perawatan rumah sakit. Yang satu luka patah kaki, (korban) yang dibonceng dibawa ke Jawa," kata Kanit Laka Satlantas Polres Metro Tangerang Kota AKP Badruzzaman, saat dikonfirmasi, Jumat (5/2/2021).

Kejadian ini viral di media sosial. Dalam video yang viral itu dinarasikan bahwa korban meninggal dunia setelah ditolak 3 rumah sakit.

Terkait hal itu, Badruzzaman tidak menepisnya. Sebab, saat itu kondisi rumah sakit yang didatangi korban sedang penuh. Di sisi lain, menurutnya, rumah sakit yang didatangi adalah rumah sakit rujukan COVID-19.

"Karena rumah sakit-rumah sakitnya sudah penuh, karena rumah sakitnya rujukan COVID-19, kalau laka lantas kan kalau belum tahu dia COVID-19 segala macam kalau dicampur jadi satu kan gitu, kalau saya tanya salah satu rumah sakitnya. Akhirnya (dirawat) di RS EMC Cipondoh," ujarnya.

Dalam kejadian tersebut ada dua korban, yang pertama pengemudi motor bernama Ribut Mahardani, ia sempat dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis hingga akhirnya meninggal dunia. Korban kedua bernama Cecep Hermansah mengalami luka patah di bagian kaki.

Kecelakaan itu menimpa korban pada Kamis (4/2) pukul 02.30 WIB. Awalnya sebuah mobil Proton yang dikendarai Sl baru saja ke luar dari arah SPBU Karang Tengah menuju arah Ciledug. Di saat bersamaan, Ribut Mahardani berboncengan dengan Cecep Hermansah melaju di Jalan Raden Saleh dekat SPBU Karang Tengah dari arah Ciledug.

Korban terjatuh setelah tertabrak mobil. Sementara pengendara mobil saat itu sempat melarikan diri setelah menabrak korban. Pelaku kemudian menyerahkan diri pagi tadi. (yld/mei)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads