Seorang pengendara motor, Ribut Mahardani, meninggal dunia usai terlibat kecelakaan di depan SPBU, Jl Raden Saleh, Ciledug, Tangerang. Ironisnya lagi, korban meninggal dunia setelah ditolak di 3 rumah sakit swasta di Kota Tangerang.
"Kemarin kritis, terus meninggal dalam perawatan rumah sakit. Yang satu luka patah kaki, (korban) yang dibonceng dibawa ke Jawa," kata Kanit Laka Satlantas Polres Metro Tangerang Kota AKP Badruzzaman, saat dikonfirmasi, Jumat (5/2/2021).
Kejadian ini viral di media sosial. Dalam video yang viral itu dinarasikan bahwa korban meninggal dunia setelah ditolak 3 rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal itu, Badruzzaman tidak menepisnya. Sebab, saat itu kondisi rumah sakit yang didatangi korban sedang penuh. Di sisi lain, menurutnya, rumah sakit yang didatangi adalah rumah sakit rujukan COVID-19.
"Karena rumah sakit-rumah sakitnya sudah penuh, karena rumah sakitnya rujukan COVID-19, kalau laka lantas kan kalau belum tahu dia COVID-19 segala macam kalau dicampur jadi satu kan gitu, kalau saya tanya salah satu rumah sakitnya. Akhirnya (dirawat) di RS EMC Cipondoh," ujarnya.
Kecelakaan itu menimpa korban pada Kamis (4/2) pukul 02.30 WIB. Awalnya sebuah mobil Proton yang dikendarai Sl baru saja ke luar dari arah SPBU Karang Tengah menuju arah Ciledug. Di saat bersamaan, Ribut Mahardani berboncengan dengan Cecep Hermansah melaju di Jalan Raden Saleh dekat SPBU Karang Tengah dari arah Ciledug.
Korban terjatuh setelah tertabrak mobil. Sementara pengendara mobil saat itu sempat melarikan diri setelah menabrak korban.
Seorang warga yang mengantar korban ke rumah sakit, Wandi, mengatakan setelah kedua korban terjatuh, pengemudi mobil itu pergi meninggalkan lokasi. Warga yang ada di lokasi kemudian berinisiatif mengantar kedua korban ke rumah sakit menggunakan angkot.
"Terus ada angkot, saya tahan sama orang-orang banyak. Terus berhenti angkotnya itu bilang 'nggak apa-apa Pak gua bayar langsung' bapak itu berhenti langsung diangkat korban ke rumah sakit. Terus sampai di sana (di RS pertama) bilangnya alatnya nggak lengkap, sebab si korban yang luka dalam itu nggak bisa, cuma yang bisa yang patah kaki yang namanya Cecep," kata Wandi, saat dihubungi terpisah.
Singkat cerita, Wandi menyebut korban saat itu dibawa ke 3 rumah sakit swasta di daerah Tangerang. Akan tetapi, pihak rumah sakit tidak ada yang menerima korban dengan berbagai alasan.
"Memang alatnya nggak lengkap pak dibilangnya kayak gitu, oh ya udah emang pengobatan pertamanya nggak bisa, oh ga bisa soalnya harus di-scan. Terus dibilangnya pergi ke rumah sakit lain saja. Terus kami OTW ke sana, di sana bilangnya penuh," kata Wandi.
Hingga akhirnya setelah polisi datang, kedua korban dibawa ke Rumah Sakit EMC Tangerang. Namun sayang, nyawa korban tidak dapat tertolong.
"Di RS terakhir saya nggak ikut, sesudah pak polisi sudah datang saya nggak ikut, saya cuma pergi ke 3 RS itu aja," ujarnya.
Lihat juga Video "Kecelakaan di Jalur Trans Sulawesi Mamuju, Dua Mobil Ringsek":