Heran Demokrat Saat Surat Klarifikasi Kudeta ke Jokowi Tanpa Balasan

Round-Up

Heran Demokrat Saat Surat Klarifikasi Kudeta ke Jokowi Tanpa Balasan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 05:50 WIB
Konferensi pers AHY soal upaya rebut paksa Partai Demokrat (Sachril/detikcom).
Foto: Konferensi pers AHY soal upaya rebut paksa Partai Demokrat (Sachril/detikcom).
Jakarta -

Pihak Istana Kepresidenan akhirnya angkat bicara soal surat klarifikasi Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal isu kudeta posisi di pucuk pimpinan partai tersebut. Istana memilih untuk tidak menjawab, sikap yang justru membuat heran Demokrat.

Lewat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, ia membenarkan bahwa surat tersebut dikirimkan petinggi Partai Demokrat. Surat ini diteken langsung AHY dan ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden, diantar langsung oleh Pak Sekjen Partai Demokrat," ujar Pratikno dalam keterangan pers di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istana enggan menjawab surat klarifikasi AHY soal isu kudeta ketum Partai Demokrat. Istana beralasan, itu murni urusan internal Partai Demokrat.

"Kami sudah menerima surat itu, dan kami rasa kami tidak perlu menjawab surat tersebut karena itu perihal dinamika internal partai, itu adalah perihal rumah tanggal internal Partai Demokrat, yang semuanya sudah diatur di dalam AD/ART," ungkap Pratikno.

ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (2/5/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/WSJ.Presiden Jokowi saat menerima AHY awal Mei 2019. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Partai Demokrat mengamini pernyataan Pratikno jika memang isu kudeta ketum hanya melibatkan internal partai. Tetapi, kata Partai Demokrat, urusan ini melibatkan pejabat tinggi di lingkaran Jokowi, dalam hal ini Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang terseret isu.

"Jika hanya melibatkan pihak internal, tentu jawaban Pak Pratikno tepat, tetapi ini melibatkan seseorang yang merupakan pejabat tinggi di lingkaran Presiden Jokowi," kata Ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Demokrat Herman Khaeron kepada wartawan, Kamis (4/2).

Partai Demokrat heran mengapa Istana enggan menanggapi surat dari AHY. Partai Demokrat pun masih meminta Pratikno memberikan penjelasan.

"Ataukah pernyataan Pak Pratik ini merupakan jawaban bahwa keterlibatan pejabat tinggi tersebut adalah urusan pribadi. Saya kira masih membutuhkan penjelasan dari Pak Mensesneg," ujar Herman.

Sementara itu, senior Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng menegaskan persoalan ini bukan masalah internal biasa, tapi melibatkan elemen kekuasaan.

"Ya tadi saya dengar Pak Mensesneg ya, bahwa itu tidak akan dijawab oleh Presiden karena itu masalah internal. Kalau kami masuk menganggap itu bukan masalah internal, kalau masalah internal ada mekanismenya, AD/ART sudah ada," kata Andi saat dihubungi terpisah.

Tonton video 'Marzuki Alie Blak-blakan Kritik AHY dan SBY':

[Gambas:Video 20detik]



Isu kudeta ketum Partai Demokrat pun kian panas ketika Moeldoko disebut-sebut menggalang kekuatan untuk posisi ketum. Simak di halaman selanjutnya...

Andi Mallarangeng mengungkap isi pertemuan Moeldoko dengan kader Demokrat. Berdasarkan laporan kader, Andi mengatakan Moeldoko berbicara terkait rencana pengambilalihan Demokrat melalui kongres luar biasa (KLB).

"Ya yang kita dapat laporan dari kader-kader, yang bertemu dengan Pak Moeldoko yang sudah kita bikin berita acaranya, bahwa beliau bertemu itu, ya kader-kader kita kaget karena tiba-tiba ada Pak Moeldoko, lalu di situ berbicara KLB, rencana beliau untuk mengambil alih Partai Demokrat melalui kongres luar biasa," kata Andi kepada wartawan, Kamis (4/2).

Menurut Andi, Moeldoko bahkan mengatakan telah mendapat restu dari 'Pak Lurah', termasuk sejumlah menteri, salah satunya Menkum HAM Yasonna Laoly yang memiliki kewenangan mengesahkan SK kepengurusan parpol.

"Dan kemudian katanya juga sudah direstui oleh Pak Lurah serta menteri lainnya, termasuk Menkum HAM," ujarnya.

Andi mengatakan pihaknya mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Hal itu untuk mendapatkan konfirmasi kebenaran restu yang diberikan kepada Moeldoko. "Jadi makanya kemudian kita kirim surat kepada Pak Jokowi, suratnya sangat sopan, menanyakan apa benar yang dikatakan Pak Moeldoko ini. Kan begitu, mudah-mudahan tidak benar," ujarnya.


Sanggahan KSP

Tenaga ahli KSP Ade Irfan Pulungan yakin Moeldoko tidak menggalang kekuatan. "Nggaklah. Saya yakin itu," kata Ade Irfan saat dihubungi, Kamis (4/2).

Ade Irfan menyatakan Moeldoko bukan tipikal karakter yang seperti dituduhkan Partai Demokrat. Dia yakin Moeldoko-lah yang didatangi kader Demokrat, bukan sebaliknya.

"Moeldoko itu yang nyamperin, pasti disamperin. Teman-teman Demokrat yang kita tahu bersama ada konflik internal di Demokrat itu ya kan," kata Ade Irfan.

Menurut Ade Irfan, Moeldoko menerima kader Demokrat karena ingin menghormati tamu. Dia yakin Moeldoko tidak bermanuver seliar seperti yang ditudingkan Demokrat.

"Mungkin berdialog berdiskusi curah pendapat. Diajak ngobrol. Namanya orang didatangi tentu kan harus dihormati. Itu kan sudah dijelaskan Pak Moeldoko. Saya yakin tidak mungkin Pak Moeldoko yang ke sana ke mari melakukan itu ke Demokrat. Itu bukan karakter Pak Moeldoko sebagai mantan prajurit ya. Gitu. Pasti didatangi," sebut Ade Irfan.


Moeldoko pun, dalam kesempatan terpisah, bertanya-tanya, mengapa ada yang grogi ketika ia ngopi-ngopi dengan orang lain. Klik halaman selanjutnya...

Moeldoko, seperti di Facebook-nya yang bercentang biru, Kamis (4/2), mengunggah foto sedang ngopi berikut keterangannya. Moeldoko terlihat tersenyum tipis di foto itu.

"Aku ngopi-ngopi kenapa ada yang grogi," demikian tulisan di foto tersebut.

Moeldoko lalu berbicara soal kebiasaan lelaki ketika ngopi. Obrolan lelaki saat ngopi bisa ke mana-mana saja.

"Saat sekumpulan laki laki menikmati kopi, pembicaraan bisa melebar dari soal joke ringan, pekerjaan, sosial, seni, olahraga, bahkan politik," tulisnya.

Menurut Moeldoko, semua harus kembali seperti biasa seusai ngopi-ngopi. Tak boleh ada sakit hati.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dituding hendak mengambil alih Partai Demokrat dan menjadi capres di Pemilu 2024. Moeldoko menjawab isu itu.Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dituding hendak mengambil alih Partai Demokrat dan menjadi capres di Pemilu 2024. Moeldoko menjawab isu itu. Foto: Agung Pambudhy

"Setelah habis secangkir, kita bisa kembali ke pekerjaan masing-masing dimana semua sepakat 'no heart feeling'," lanjut Moeldoko.

Moeldoko memang dalam dua hari berturut-turut angkat bicara soal isu kudeta ketum Demokrat. Menurutnya, kabar tersebut hanyalah dagelan.

"Terus dibilangin mau jadi presiden lah, ya nggak-nggak aja itu. Ah kerjaan gua setumpuk begini, ngurusin yang nggak-nggak aja. Janganlah, apa itu, membuat sesuatu. Itu, menurut saya sih, kayaknya ini, kayak dagelan aja gitu, ya. Lucu-lucuan aja," kata Moeldoko saat konferensi pers di Jalan Terusan Lembang, Jakarta Pusat, Rabu (3/2).

Moeldoko pun menambahkan, bukan hanya dia yang pernah ditemui kader Demokrat. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), kata Moeldoko, juga pernah ditemui para kader tersebut.

"Jadi dinamika dalam sebuah partai politik itu biasa, ya, seperti itu. Dan Pak, apa itu, LBP juga pernah cerita sama saya, 'oh saya juga didatangi oleh mereka-mereka', case-nya juga sama. Tapi nggak ribut begini," jelas dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads