Ratih mengaku sedih karena kehilangan sosok Kapten Afwan yang baik dan penyabar. Meski demikian, Ratih senang jenazah Kapten Afwan berhasil diidentifikasi dan bisa dikubur secara layak.
"Ya memang kita sedih karena kehilangan sosok orang yang baik, yang saleh, penyabar. Di saat mau terbang, di mana pun selalu ingatin kami-kami semua, ibadah nggak pernah lepas. Saya sangat kehilangan. Tapi kami juga bahagia karena sudah pulang ke rumah dan mau dimakamkan dengan layak," pungkas Ratih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, jenazah pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ182, Kapten Afwan, telah dimakamkan. Dia menjadi korban kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang di perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Rupanya, anak dari Kapten Afwan masih menantikan kepulangan sang ayah sebelum akhirnya melihat peti jenazah diantar ke rumah.
"Dua putri ini masih berharap Apih (Ayah)-nya pulang. Karena disangka kan masih terbang," ujar tetangga Kapten Afwan, Syaeful, di Bumi Cibinong Endah, Sabtu (30/1).
Syaeful berbicara sambil menggunakan mikrofon dan berdiri saat memberi sambutan sebelum jenazah Kapten Afwan dibawa masuk ke rumah duka. Di dekatnya, ada Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena, kakak sepupu Kapten Afwan bernama Safzan Badar, serta kolega Kapten Afwan yang merupakan para pilot berseragam lengkap.
Jenazah Kapten Afwan tidak langsung dikubur di TPU Pondok Rajeg. Jenazahnya disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka selama 1 jam untuk memberi kesempatan kepada keluarga yang ditinggalkan, termasuk anak-anak Kapten Afwan.
"Kenapa disemayamkan di rumah kurang-lebih satu jam, itu adalah memberi kesempatan untuk kedua anak putrinya. Jadi diberikan kesempatan, kurang 1 jam ini akan disemayamkan," tutur Syaeful.
(maa/maa)