TPU Bambu Wulung menerima 162 jenazah COVID-19 usai 5 hari dioperasikan. Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta mengatakan tingkat kematian COVID-19 di Ibu Kota terjadi karena beberapa faktor.
"Memang kalau kita hitung kematian yang ada dengan yang di hari biasa, itu hitungannya berapa, itu tidak beda jauh sampai 20 puluh sampai 30 persen yang meninggal, dari hari biasa kalau tidak ada COVID," kata Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
"Tidak bisa kita hanya menyalahkan Pemprov kenapa kok banyak yang meninggal. Memang semua rumah sakit hampir penuh, itu tidak bisa hanya semata-mata dari Pemprov, ini semua masyarakat, semua itu harus berperan aktif dengan kesadaran masyarakat," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasbiallah mengatakan seharusnya Pemprov memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pandemi Corona. Dia menyebut banyak masyarakat yang tidak jujur dengan kondisi kesehatannya.
"Pemprov itu seharusnya lebih memberi pemahaman kepada masyarakat, penekanan kepada masyarakat, karena hasil evaluasi partai kami, banyak yang kita temukan kasus seperti ini, dia terkena COVID-19, dia ngakunya itu bukan COVID, oh kita tipes, kita ini, padahal COVID. Takut datang ke rumah sakit, itu penyebab di DKI banyak seperti itu, ketidakjujuran," jelasnya.
Lebih lanjut, Hasbiallah meminta Pemprov meningkatkan testing Corona. Jika memungkinkan, kata Hasbiaallah, meminta tes dilakukan di tiap RW.
"Mohon maaf ya, masyarakat menengah ke bawah, yang banyak masyarakat menengah ke bawah yang kena, coba cek. Karena mereka takut untuk datang, bahkan OTG. Nah, mau tidak mau Pemprov itu harus ekstra mengecek, rapid atau apalah, atau swab, sebanyak-banyaknya. Kalau tidak seperti itu agak berat. Ditingkatkan tesnya, kalau bisa tingkat RW, jangan hanya tingkat kelurahan. Pengamatan kami yang banyak penyebab penyebaran yang banyak itu ya kesadarannya kurang," tutur dia.
Hasbiallah mengatakan banyak masyarakat yang tidak mengakui memiliki gejala atau terinfeksi Corona. Namun malah melakukan aktivitas seperti biasa.
"Jadi Pemprov juga tidak bisa kita salahkan, sebab kalau tidak ada kesadaran dari masyarakat kan berat. Sekuat apa pun nggak mampu. Banyak coba di kampung-kampung, banyak mereka yang kena tapi tidak mau mengakui. Tidak mau datang ke rumah sakit, tidak mau diisolasi, tetap mereka beraktivitas, ngeri gitu, yang kita takuti gitu," tutur dia.
Sebelumnya, Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Ivan Nurcahyo mengatakan TPU Bambu Wulung dibuka untuk pemakaman COVID-19 pada Kamis (21/1). Hingga Senin (25/1), sudah ada 162 jenazah yang dimakamkan di TPU Bambu Wulung.
"Per tanggal 25 pukul 20.00 WIB, itu 162 (jenazah)," ujar Ivan kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
Ivan menjelaskan total TPU Bambu Wulung tersedia 800 petak makam khusus untuk jenazah COVID-19. Sebanyak 800 petak itu berada di area seluas 3.000 meter persegi.