Pria kelahiran Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 51 tahun silam ini bahkan pernah menjadi staf kepresidenan pada 2015 lalu. Sebelum duduk sebagai orang nomor satu di Polda Aceh, Irjen Wahyu Widada adalah Kapolda Gorontalo 2019 dan Wakapolda Riau 2018.
Wahyu muda juga pernah menempuh pendidikan kejuruan di Sekolah Penerbang pada 1995. Sementara untuk pendidikan kedinasan, Wahyu menempuh pendidikan di PTIK pada 1998, Sespim Polri pada 2006 dan Sespimti pada 2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irjen Wahyu Widada tercatat pernah menjabat sebagai Kapolsek Metro Pademangan, Wakapolres Bekasi, Kapolres Pekalongan, Kapolres Metro Tangerang, Kapolres Metro Tangerang Kota, Dirkrimsus Polda Banten. Dia juga sempat menjadi sekretaris pribadi pimpinan (spripim) Polda Metro Jaya dan sekretaris pribadi (sespri) Kapolri.
Saat menjadi Kapolres Metro Tangerang dan Kapolres Metro Tangerang Kota, Irjen Wahyu Widada dan jajarannya mengungkap banyak kasus di antaranya pembunuhan waria di Kepala Dua, mengamankan gereja Christ Cathedral dari ancaman bom, pembunuhan Inneke di Karawaci. Wahyu dan jajarannya juga mengungkap kasus pembunuhan Kepala Kantor Pos dan Giro Cabang Cipondoh, pembunuhan dosen UI, pembunuhan penjual somay, pengeroyokan siswa SMP hingga tewas.
Saat menjadi Kapolda Aceh, Irjen Wahyu Widada menghadiahi seorang nenek dengan sebuah rumah layak huni pada akhir Juni 2020. Nurmiati (57), janda miskin asal Desa Mali Mesjid, Kecamatan Sakti, Pidie, Aceh, tak kuasa menahan haru saat menerima kunci rumah barunya.
Irjen Wahyu Widada juga memimpin pemusnahan 10 hektare ladang ganja yang terletak di pegunungan Aceh Besar, pengungkapan mafia penjual organ harimau hingga sisik trenggiling senilai Rp 6,3 miliar,
Untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di Aceh, Irjen Wahyu Widada juga membentuk Tim Peucrok COVID-19. Tim ini bertugas memburu pelanggar protokol kesehatan.
![]() |
(aud/fjp)