Oleh sebab itu, Karding meminta agar sistem pertahanan Indonesia dapat mengantisipasi kemungkinan adanya gangguan di wilayah Indonesia. Dari wilayah darat, laut, dan udara.
"Jadi menurut saya harus ada kemampuan pertahanan kita untuk mengantisipasi. Bukan hanya menyelesaikan masalahnya. Tapi mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan gangguan atau tindakan infiltrasi darat, laut, dan udara," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sebuah benda yang diduga drone pengintai ditemukan seorang nelayan Saeruddin di perairan Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, ketika hendak menangkap ikan. Saeruddin langsung memberikannya ke Polri ataupun TNI AL.
TNI Angkatan Laut (TNI AL) pun menjelaskan benda diduga drone di perairan Selayar oleh nelayan Indonesia. KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menyebut benda itu merupakan seaglider.
KSAL menegaskan, dia sejak awal tidak mau berandai-andai soal penemuan benda diduga drone itu. Mereka melakukan penelitian terlebih dahulu agar informasi yang disampaikan tidak simpang siur.
"Pada pagi hari ini saya akan menyampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan nelayan dari Desa Majapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal karena ini lembaga yang kompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut jadi supaya lebih real adanya sehingga alat tersebut kita bawa ke sini," kata Laksamana TNI Yudo Margono dalam konferensi pers 'Penemuan Sea Glider' di Pushidrosal Ancol, Jakarta, Senin (4/1).
(hel/rfs)