Anggota DPR menyebut staf Kedutaan Besar Jerman yang berkunjung ke markas FPI pada 17 Desember lalu adalah intelijen BND (Bundesnachrichtendienst). Badan Intelijen Federal Jerman itu punya reputasi dahsyat memata-matai banyak orang.
"Ternyata dia bukan diplomat, namanya Suzanne Hol, dan setelah diselidiki lewat beberapa sumber, dia ternyata bukan sebagai pegawai di Kementerian Luar Negeri Jerman. Tetapi ternyata dia adalah tercatat sebagai pegawai Badan Intelijen Jerman, BND," kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan, saat dihubungi, Senin (28/12) kemarin.
![]() |
BND adalah singkatan dari Bundesnachrichtendienst, atau Badan Intelijen Federal Jerman. Sejarah BND tidak bisa dilepaskan dari CIA (Badan Intelijen Pusat AS). BND didirikan pada 1956, menjadi kelanjutan dari organisasi bernama Gehlen Organization yang dibentuk militer Amerika Serikat (AS) tahun 1949. Saat itu, AS sedang sengit-sengitnya bersaing dengan blok komunis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir situs resminya, BND mengaku punya 6.500 karyawan. Kini, Presiden BND dijabat oleh Bruno Kahl.
Mereka punya misi: menginformasikan ke pemerintah Jerman mengenai perkembangan luar negeri dan kebijakan keamanan. Semua informasi dikumpulkan dari direktorat-direktorat di bawah naungan BND. Setidaknya ada sembilan direktorat yang disebut di situs resmi BND.
Dilansir DW, BND berada di bawah Kantor Kanselir Jerman. Mereka menghimpun informasi dari isu-isu terorisme hingga kelompok kriminal.
![]() |
Selanjutnya, rekam jejak BND matai-matai Turki, FBI, WHO, hingga para wartawan:
Rekam jejak BND:
1. Mata-matai Turki
Dilansir AFP, 18 Agustus 2014, Turki mendapat laporan bahwa intelijen Jerman memata-matai Turki sejak 2009. BND disebut media Jerman, Der Spiegel, menyadap percakapan telepon otoritas Turki dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry.
Dilansir Reuters, 20 Maret 2017, Turki menuding Jerman mendukung jaringan Fethullah Gulen yang disebut Turki sebagai jaringan teroris. Kelompok Gulen disebut Turki berada di balik percobaan kudeta gagal pada Juli 2016.
2. Mata-matai Menlu Prancis, FBI, hingga WHO
Dilansir AFP, 11 November 2015, BND dilanda skandal spionase tingkat tinggi. BND diduga memata-matai Menlu Prancis saat itu, Laurent Fabius, FBI (Biro Investigasi Federal Amerika Serikat), UNICEF (badan anak-anak PBB), WHO (hingga organisasi kesehatan dunia PBB), dan Mahkamah Kehakiman Internasional di Den Haag.
Disampaikan radio RBB Inforadio dengan mengutip sumber BND, ada daftar target spionase BND berdasarkan nomor telepon, e-mail, dan alamat IP internet.
3. Mata-matai Gedung Putih
Dilansir AFP, 23 Juni 2017, intelijen Jerman dilaporkan memata-matai Gedung Putih, sejumlah pejabat, dan pengusaha AS sejak lama. Data ini didapat Der Spiegel lewat penelusuran dokumen BND yang memuat 4 ribu daftar kata kunci terpilih untuk pengintaian sejak 1998 sampai 2006.
Dokumen-dokumen itu, sebut Spiegel, juga menunjukkan nomor telepon atau nomor faksimile, juga alamat email Gedung Putih serta Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan AS. Target-target pengintaian lainnya cenderung beragam, mulai dari institusi militer seperti Angkatan Udara AS dan Korps Marinir AS, hingga Badan Antariksa AS (NASA), juga kelompok sipil Human Rights Watch (HRW).
Baca juga: Intelijen Jerman Mata-matai Gedung Putih |
Spiegel menambahkan, ratusan kedutaan asing dan organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) juga tidak luput dari pengintaian intelijen Jerman. Pihak BND menolak mengomentari laporan Spiegel ini.
4. Mata-matai wartawan
BND disebut-sebut memata-matai para wartawan dari berbagai negara, termasuk wartawan dari Indonesia. Dilansir BBC, 24 Februari 2017, Der Spiegel menyebut ada 50 sambungan telepon milik wartawan atau organisasi media mulai 1999.
Laporan Spiegel menyatakan bahwa sasaran agen-agen rahasia pemerintah Jerman di antaranya adalah wartawan BBC, kantor berita Reuters, dan koran New York Times yang bekerja di Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria. Ada pula yang masuk daftar, termasuk dari kantor berita di Kuwait, Lebanon, India Nepal, dan Indonesia.
Baca juga: Penjahat perang Nazi jadi agen Jerman Barat |
Dilansir DW, 19 Mei 2020, Mahkamah Konstitusi Jerman mengetuk palu, kegiatan BND memata-matai warga negara asing semacam itu adalah pelanggaran konstitusi karena melanggar kebebasan pers dan privasi komunikasi.
5. Penumpasan PKI 1965
Dilansir DW, 30 September 2020, majalah berita terbesar Jerman, Der Spiegel, tahun 1971 sudah menurunkan berita tentang keterlibatan dinas rahasia Jerman BND dalam apa yang disebut 'operasi penumpasan' PKI. Periode sejarah Indonesia pada 1965 disebut-sebut sebagai periode paling berdarah, diperkirakan ada 500 ribu sampai 3 juta orang yang diduga simpatisan PKI dibunuh.
Spiegel ketika itu menulis, BND telah mendukung dinas intelijen militer Indonesia tahun 1965 untuk memukul kudeta sayap kiri di Jakarta, dengan senapan mesin ringan, radio gelombang pendek, dan uang senilai 300.000 Deutsche mark. Beberapa minggu kemudian, Spiegel memberitakan bahwa 'seorang komando BND', telah 'melatih agen intelijen militer di Indonesia' untuk meringankan beban rekan-rekan CIA yang sedang berada "di bawah tekanan berat propaganda anti-Amerika" di Indonesia. Instruktur BND itu 'memasok senapan Soviet dan amunisi Finlandia' dan bahkan 'benar-benar terlibat' dalam 'perang saudara' itu.
Tonton juga 'Cerita Habib Rizieq soal Overstay dan Pemeriksaan oleh Intel Saudi':