Setelah beberapa waktu lalu viral karena aksinya salat Idul Adha pakai seragam SMA, kakek Sakka (90) di Bone, Sulawesi Selatan, banjir donasi. Uang senilai Rp 154 juta dari hasil donasi tersebut digunakan untuk membangun rumah baru untuk sang kakek.
Peristiwa viralnya Kakek Sakka bermula saat seorang siswi SMA, A Salsabilah Sahlaa (15), melaksanakan salat Idul Adha di kampung halaman orang tuanya di Palattae, Kecamatan Kahu, Bone, pada 31 Juli lalu. Saat itulah Salsabilah melihat Kakek Sakka salat tapi dengan mengenakan seragam SMA sehingga Salsabilah pun merekam sang kakek dan viral di media sosial (medsos).
"Jadi sejak video itu viral terus banyak yang mau donasi," kata Salsabilah saat berbincang dengan detikcom, Senin (28/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Donasi-donasi awalnya hanya datang dari orang-orang sekitar Kakek Sakka atau juga dari orang sekitar Salsabilah. Tapi belakangan donasi semakin terus berdatangan bahkan dari luar Kabupaten Bone.
"Jadi saya buka donasi lewat rekening Mama. Terus beberapa hari kemudian ada juga platform besar seperti kita bisa dan sayaphati, kemudian dari situ semua terkumpul Rp 154 juta, begitu," jelas Salsabilah.
Karena banyaknya donasi yang terkumpul, Salsabilah dan para donatur akhirnya sepakat untuk membangun rumah buat Kakek Sakka.
"Karena kebetulan rumahnya kan tidak terlalu memungkinkan, terus yang donatur-donatur juga begitu, sarannya dibangunkan rumah," tutur Salsabilah.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Selanjutnya, Salsabilah dengan dibantu oleh orang tuanya lalu mengakomodasi keperluan membangun rumah Kakek Sakka, seperti mencari tukang, keperluan bahan bangunan dan seterusnya.
"Sudah lengkap, rumah dengan perabot lemari, ranjang, kasur, kursi, meja makan, kompor, dan lain-lain," katanya.
Kini, rumah tersebut selesai dibangun dan Kakek Sakka bersama istri dan saudari iparnya telah menempati rumah barunya tersebut sejak Minggu (27/12/2020).
"Kemarin diresmikan," tutur Salsabilah.
![]() |
Dari pembangunan rumah dan perabotnya tersebut, masih tersisa uang Rp 29 juta buat Kakek Sakka. Salsabilah sendiri mengaku memang memaksimalkan hasil donasi.
"Karena diminimalisir, maksudnya dicukup-cukupkan. Cari bahan bukan yang tipe rendah, tapi juga tipe yang tinggi sekali. Jadi masih ada sisanya 29 juta," katanya.
"Terus kita memang tidak ambil keuntungan, jadi berapa pun bahan yang dikasi masuk, itu juga yang ditransferkan. Saya juga punya orang yang bantu di sana (mengawal pembangunan rumah)," katanya lagi.
Terkait peristiwa ini, Salsabilah mengaku senang. Pasalnya, aksinya memviralkan Kakek Sakka tak hanya sekadar menjadi buah bibir semata, tetapi juga menjadi pintu buat orang-orang yang mau berbagi kebaikan terhadap sesama.
"Saya sangat senang bisa membantu orang yang membutuhkan. Lagi pula sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain," pungkas Salsabilah.