Menurut Pawukon Jawa, hari Rabu 23 Desember 2020 esok hari adalah hari Budha, hari pasaran Pon, wuku Bala, tahun 1954.
Hari Rabu Pon besok tidak sama dengan hari Rabu Pon saat Jokowi lahir pada 21 Juni 1961 silam. Hari Rabu Pon saat Jokowi bertepatan dengan wuku Sungsang, bukan wuku Bala. Memangnya kenapa kalau Wuku Bala?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelantikan menteri Rabu Pon besok adalah wuku Bala, termasuk Syarik Agung atau pantangan besar yang sulit dinetralisir dampak negatifnya," kata Mpu Totok.
Wuku Bala dalam Syarik Agung dipersepsikan oleh astrologi Jawa sebagai waktu yang buruk. Jokowi perlu menggelar ruwatan karena momen pelantikan besok masuk dalam Syarik Agung.
"Syarik Agung artinya pantangan besar atau tulah besar untuk yang punya hajat besar, keputusan besar seperti melantik, dan lain sebagainya. Dampak Syarik Agung adalah akan selalu mendapat halangan dari segala arah," ujar Mpu Totok.
Dalam kalender Jawa, ada 30 wuku dengan nama bermacam-macam, dari wuku Sinta sampai Watugunung. 30 Wuku membentuk satu siklus wuku selama 210 hari.
"Pada Kawruh Pakuwon, dalam 210 hari ada 4 hari yang termasuk dalam Syarik Agung, yakni Rabu Pon wuku Kurantil, wuku Galungan, wuku Marakeh, dan wuku Bala," kata Mpu Totok.
![]() |
Baca juga: Jokowi dan Cawapres di Hari Rabu |
Wuku Bala sendiri dianggap sebagai wuku yang 'sangar' menakutkan dengan lambang Batari Durga dalam pewayangan. Batari Durga adalah lambang bencana laut, darat, dan udara.
![]() |
Umur satu wuku ada 7 hari, berikut harinya bersama padanan katanya dalam kalender Masehi:
Radite (Minggu)
Soma (Senin)
Hanggara (Selasa)
Budha (Rabu)
Respati (Kamis)
Sukra (Jumat)
Tumpak (Sabtu)
Adapun 5 hari pasaran adalah:
Kliwon
Legi
Pahing
Pon
Wage
Apakah Jokowi percaya dengan semua ini?
(dnu/tor)