Ia pun khawatir, apabila terus menampakkan penurunan, PPP tidak akan mendapat kursi di Senayan pada Pilkada 2024. Untuk itu, ia berpesan, dalam Muktamar IX, pemimpin yang ditunjuk bukan hanya populer, tetapi mampu menarik suara masyarakat serta dapat mengelola partai ini dengan sungguh-sungguh.
"Carilah pemimpin yang tidak populer tapi juga yang vote getter, yang bisa menarik suara. Jadi pilih pemimpin-pemimpin yang betul-betul berbasis agar supaya PPP ini jangan sampai nanti tidak ada lagi di DPR. Saya merasa kekhawatiran saya," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Muktamar IX ini mengambil tema 'Merawat Persatuan dengan Pembangunan'. Dia menyebut tema itu akan menjadi tema perjuangan PPP untuk Pemilu 2024.
Suharso Monoarfa pun terpilih menjadi ketua umum (ketum) PPP secara aklamasi. Suharso yakin PPP dapat lolos parliamentary threshold 2024.
"Insyaallah PPP akan lolos dari parliamentary threshold 2024. Insyaallah partai yang kita cintai ini akan kembali ke masa jayanya dan ini hanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Itu yang bisa saya janjikan, kerja-kerja elektoral akan tetap kita laksanakan," kata Suharso dalam akun FB DPP PPP, Sabtu (19/12/2020).
Suharso mengapresiasi para peserta muktamar yang telah mempercayakan kembali jabatan Ketum PPP kepadanya. Ia mendorong setiap kader untuk bergotong royong memenangi Pemilu 2024.
"Marilah kita kumpulkan semua kelebihan-kelebihan yang ada pada diri kita masing-masing, kearifan-kearifan yang kita miliki, masing-masing kita satukan menjadi sebuah kekuatan untuk memenangkan Pemilu 2024. Mari kita tanggalkan cara-cara kerja yang sendiri-sendiri yang berkelompok-kelompok, jangan," ungkapnya.
(mae/mae)