Kenali Modus Penipuan Sindikat WN Nigeria, Memacari-Ngajak Bisnis

Kenali Modus Penipuan Sindikat WN Nigeria, Memacari-Ngajak Bisnis

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Kamis, 17 Des 2020 18:21 WIB
Polres Bandara Soetta bongkar penipuan Nigerian scam yang melibatkan 3 WN Nigeria.
Polres Bandara Soetta bongkar penipuan Nigerian scam yang melibatkan 3 WN Nigeria. (Adhyasyta Dirgantara/detikcom)
Jakarta -

Tiga pria WN Nigeria dan 2 perempuan WNI ditangkap Polres Bandara Soekarno-Hatta atas penipuan modus Nigerian scam. Para pelaku memperdaya para korban untuk mengirimkan sejumlah uang dengan berbagai alasan.

Nigerian scam adalah sebuah bentuk kejahatan penipuan. Dinamakan Nigerian scam karena penipuan ini banyak berkaitan dengan WN Nigeria, tetapi juga banyak dilakukan organisasi di belahan dunia.

Ada banyak jenis penipuan modus Nigerian scam. Salah satu yang diungkap Polres Bandara Soekarno-Hatta adalah dengan dilakukan melalui media online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku berkenalan dengan korban dari media sosial. Korban dan pelaku kemudian saling bertukar nomor WhatsApp sehingga terjadi komunikasi intens sampai keduanya menjalin asmara di dunia maya.

Dalam kasus ini, salah satu pelaku WN Nigeria bernama Ikechukwu alias Imanuel (DPO) yang mengaku bernama Carlos Sanchez, WN Amerika Serikat. Untuk meyakinkan korban, pelaku memasang foto pria bule berwajah tampan.

ADVERTISEMENT

"Pelakunya dari orang-orang Nigeria. Bahkan dia menggunakan foto-fotonya supaya bagus, ada ganteng dikit. Jadi wanita-wanita banyak yang tergiur. Ini contoh satu, yang menggunakan akun Carlos Sanchez kemudian kasih DP-nya agak ganteng," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam jumpa pers di Polres Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (17/12/2020).

Dengan memasang foto pria bule berwajah tampan, pelaku menjerat korban. Korban dibuat 'tergila-gila' sehingga terbujuk untuk memberikan sejumlah uang kepada pelaku.

"Inilah bentuk rayuannya yang mereka lakukan kemudian wanita atau korban ini tergiur. Bahkan ada yang dipacari melalui dunia maya. Ada yang diajak berbisnis di dunia maya," lanjutnya.

'Carlos Sanchez' ini tentu saja tidak bekerja sendiri. Dia bekerja dengan 5 pelaku yang kemudian ditangkap polisi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sindikat ini mencari korban secara acak. Jika calon korban adalah perempuan, pelaku berpura-pura jatuh cinta dan menjalin hubungan asmara virtual dengan korban. Lain halnya jika korban laki-laki, para pelaku melakukan pendekatan dengan berpura-pura mengajak bisnis.

"Jadi dia mem-profiling di medsos mencari korban-korbannya. Misalnya korbannya ini contoh satu yang kejadian ini, di-profiling, kemudian dapat yang merasa bisa dijadikan korban, kemudian setelah itu diberi informasi ke (tersangka) CJU sama saudara ACN, ini WN Nigeria. Ada yang dengan cara dipacari. Ada yang dengan cara berteman untuk melakukan bisnis di Indonesia. Tetapi konteksnya dengan menggunakan bahasa Inggris sehingga tergiur. Karena setiap chat ini dengan bahasa Inggris. Ini chat-nya. Ini tidak cepat, mereka sabar mereka sampai kurun waktu 3 bulan melakukan penipuan," terang Yusri.

Setelah Carlos merasa sudah dekat dengan korbannya, dia melangkah ke puncak aksinya, yakni berpura-pura datang ke Indonesia untuk berbisnis. Sambil membawa uang sebesar USD 300 ribu, Carlos mengaku kepada korban bahwa uangnya ditahan Bea-Cukai Bandara Soekarno-Hatta.

"Setelah itu terakhir mereka datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, katanya. Katanya dia sudah sampai di Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta. Ada kendala sedikit, mereka tertahan di Bea-Cukai Bandara Soekarno-Hatta. Kenapa tertahan? Karena membawa uang USD 300 ribu. Kita ada aturan berapa yang harus bisa dibawa masuk ke Indonesia, tertahan di Bea-Cukai," kata Yusri.

Untuk itu, Carlos meminta bantuan kepada korban agar bisa membantu dia menebus uang yang tertahan tersebut. Carlos mengatakan bahwa dirinya punya kenalan pegawai Bea-Cukai yang bisa membantunya meloloskan uang itu. Padahal 'pegawai Bea-Cukai' itu tak lain adalah temannya sendiri.

Namun ada syarat yang harus dipenuhi, yakni membayar pegawai tersebut. Carlos menjanjikan kepada korban bahwa dia akan memberikan beberapa persen dari uang sebesar USD 300 ribu yang tertahan di Bea-Cukai itu.

"Minta bantuan kepada si korban, karena memang sudah nge-chat lama. 'Kamu bisa bantu gak? Saya punya uang semua tertahan USD 300 ribu.' Ditanyakan bantuan seperti apa? 'Kebetulan saya sudah kontak dengan salah satu pegawai Bea-Cukai ada perempuan inisial EP. Dia bisa membantu mengeluarkan uang 300 ribu USD, tapi dengan syarat bayar Rp 17 juta lebih kepada saudari EP. Nanti kalau sudah keluar uang saya akan saya bagikan ke kamu,' dengan rayuannya seperti itu," imbuhnya.

Meski demikian, pertemuan mereka di Bandara Soekarno-Hatta tidak pernah terjadi karena 'Carlos' tidak pernah pergi ke Indonesia. Uang korban pun raib setelah ditransfer ke rekening yang diberikan oleh Carlos.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads