Keputusan pemerintah memangkas libur akhir tahun 2020 sebanyak 3 hari menuai dukungan sejumlah anggota Dewan di Senayan. Mereka pun berbagi tips mengisi liburan di tengah pandemi Corona (COVID-19) ini.
Pemangkasan libur panjang ini disampaikan Menko PMK, Muhadjir Effendy, dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020).
"Dengan demikian, maka secara teknis ada pengurangan libur dan cuti bersama ini sebanyak 3 hari yaitu 28, 29, 30," kata Muhadjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini kemudian akan diteken oleh 3 menteri. Para menteri itu berkaitan dengan urusan ASN hingga hari keagamaan.
Berikut jadwal baru libur akhir tahun setelah dikurangi:
Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal
Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal
Kamis, 31 Desember 2020: Pengganti Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi
Total ada 2 hari libur nasional dan 2 hari cuti bersama. Dengan demikian ada dua kali long weekend yang disela hari kerja.
Yang pertama, ada 4 hari libur berderet pada 24-25 Desember 2020 (Kamis-Jumat) dan 26-27 Desember 2020 (Sabtu-Minggu). Long weekend kedua adalah pada 31 Desember 2020-1 Januari 2021(Kamis-Jumat) dan 2-3 Januari 2021.
Keputusan pemerintah sontak disambut sejumlah anggota DPR. Mereka menilai pemangkasan libur panjang itu tepat karena kasus baru Corona masih meningkat. Berikut saran sejumlah anggota Dewan:
Ketua Komisi VI DPR Sarankan Libur Cerdas
Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza menilai warga perlu libur cerdas. Apa itu libur cerdas?
"Perlu libur cerdas. Libur tapi menjaga protokol kesehatan dengan memanfaatkan tempat-tempat liburan yang jauh dari kerumunan atau tadi membuat kerumunan. Juga libur ke tempat dengan manfaat yang jelas," kata Faisol Riza kepada wartawan, Rabu (2/12/2020).
Politikus PKB ini menjelaskan libur seperti apa saja yang disebut cerdas dan bermanfaat. Intinya, liburan warga tak menimbulkan dampak buruk bagi penanganan COVID-19.
"Misalnya sambil olahraga seperti tracking, hiking, bersepeda. Di mana tempatnya, bukan di tempat kerumunan. Sebelum libur menyiapkan informasi lengkap seperti rumah sakit, Satgas COVID dan lain-lain sehingga bisa mendapatkan pertolongan cepat jika terjadi hal yang membahayakan," ujarnya.
Faisol Riza sepakat dengan keputusan pemerintah memangkas libur akhir tahun pada tanggal 28, 29, 30 Desember 2020. Hal itu dinilainya berguna untuk meminimalkan kerumunan warga.
PKB: Keputusan Tepat karena Warga Mulai Acuh
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai pemangkasan libur panjang akhir tahun 2020 menjadi keputusan tepat karena warga saat ini mulai bersikap tak acuh.
"Hemat saya, itu keputusan yang tepat, sebab warga semakin tak acuh dengan prokes, padahal COVID-19 makin menanjak dan memburuk," ujar Jazilul saat dihubungi Selasa (1/12/2020).
Jazilul mengatakan keputusan pemerintah merupakan bagian untuk mencegah penyebaran Corona yang terjadi karena kerumunan.
Menurut Jazilul, pemerintah juga perlu melakukan antisipasi agar tidak menyebabkan klaster baru.
Golkar Usul Libur Panjang untuk Rayakan Natal-Tahun Baru
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RU dari Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily berharap agar libur akhir tahun hanya untuk yang merayakan natal dan tahun baru.
"Liburan hanya untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bagi yang merayakannya. Selebihnya, dipergunakan untuk kegiatan seperti biasa dengan protokol adaptasi kebiasaan baru atau WFH, bekerja dari rumah," ujar Ace saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).
Menurut Ace, jika masyarakat diberikan waktu libur panjang maka tidak menutup kemungkinan semakin tingginya kasus Corona. Namun, dia juga menilai selain pembatasan pemerintah tetap perlu mengantisipasi lonjakan warga.
Menurutnya, antisipasi dapat dilakukan dengan meminta warga yang keluar kota melakukan tes swab. Hingga tempat wisata yang perlu membatasi jumlah pengunjung.
Meski begitu, menurut Ace, pemotongan libur akhir tahun merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menekan kasus COVID-19. Kebijakan itu harus didukung.