Pemerintah memangkas libur akhir tahun 2020 sebanyak tiga hari. Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza menilai warga perlu libur cerdas. Apa itu libur cerdas?
"Perlu libur cerdas. Libur tapi menjaga protokol kesehatan dengan memanfaatkan tempat-tempat liburan yang jauh dari kerumunan atau tadi membuat kerumunan. Juga libur ke tempat dengan manfaat yang jelas," kata Faisol Riza kepada wartawan, Rabu (2/12/2020).
Politikus PKB ini menjelaskan libur seperti apa saja yang disebut cerdas dan bermanfaat. Intinya, liburan warga tak menimbulkan dampak buruk bagi penanganan COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya sambil olahraga, seperti tracking, hiking, bersepeda. Di mana tempatnya, bukan di tempat kerumunan. Sebelum libur menyiapkan informasi lengkap seperti rumah sakit, Satgas COVID dan lain-lain sehingga bisa mendapatkan pertolongan cepat jika terjadi hal yang membahayakan," ujarnya.
Faisol Riza sepakat dengan keputusan pemerintah memangkas libur akhir tahun pada 28, 29, dan 30 Desember 2020. Hal itu dinilainya berguna untuk meminimalkan kerumunan warga.
"Di luar itu, saya setuju dengan pemerintah untuk mengurangi hari libur akhir tahun agar tidak tercipta kerumunan-kerumunan baru yang nirprotokol kesehatan," imbuhnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan memangkas libur akhir tahun 2020 sebanyak 3 hari.
"Dengan demikian, maka secara teknis ada pengurangan libur dan cuti bersama ini sebanyak 3 hari yaitu 28, 29, 30," kata Menko PMK Muhadjir Effendy dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12).
Keputusan ini kemudian akan diteken oleh 3 menteri. Para menteri itu berkaitan dengan urusan ASN hingga hari keagamaan.
"Setelah ini kesepakatan dan ditandatangani oleh 3 menteri yaitu ada MenPANRB, Menaker, dan Menag," ujar dia.
(rfs/gbr)