Peningkatan kasus baru positif virus Corona (COVID-19) di Jawa Tengah dan DKI Jakarta disorot Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bicara tentang pemicunya.
Presiden Jokowi mengungkapkan kasus COVID19 di Jawa Tengah dan DKI Jakarta meningkat tajam dalam dua hingga tiga hari ini. Untuk itu, kata Jokowi, kedua provinsi tersebut memerlukan perhatian khusus.
"Bahwa ada dua provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus, karena peningkatan dalam minggu ini, dalam 2-3 hari ini peningkatannya sangat drastis sekali, yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta," ungkap Jokowi dalam rapat terbatas penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai sorotan Jokowi tersebut, baik Ganjar maupun Anies memberi penjelasan penyebab kasus Corona di daerahnya melonjak. Berikut penuturan mereka.
Sebut Data Pusat Dobel, Ganjar Minta Sinkronisasi
Pemprov Jawa Tengah mengklaim ada dobel data dari Satgas COVID-19 yang mengakibatkan lonjakan kasus Corona di Jawa Tengah.
Pada tanggal 29 November 2020 disebutkan kasus Corona di Jawa Tengah meningkat 2.036 kasus dalam sehari.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menyebut hal itu berbeda dengan data provinsi yaitu 844 kasus.
"Itu mengagetkan kita semuanya, bahwa dikatakan dalam rilis itu Jateng tertinggi di Indonesia pada tanggal 29 November dengan jumlah kasus 2.036. Ini berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya," kata Yulianto saat ditemui di kantornya, Senin (30/11).
Setelah ditelusuri, Yulianto menyebut ternyata data yang dirilis oleh Satgas COVID-19 pusat sebanyak 2.036 tersebut terjadi dobel data. Bahkan ditemukan sebanyak 519 data yang dobel dalam rilis oleh pemerintah pusat itu.
"Selain itu, kami temukan juga ada 75 orang yang pada Minggu sebelumnya sudah dirilis, kemarin dirilis lagi. Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036," jelasnya.
Salah satu contoh soal dobel data tersebut adalah ada satu nama di Kendal yang terdata 5 kali. Selain itu menurutnya ada data lama yang beberapa bulan lalu yang kembali masuk hitungan.
"Jadi, dari jumlah penambahan kasus yang disebut Satgas COVID-19 sebanyak 2.036 itu, ternyata ada dobel data banyak. Selain itu, juga kasusnya sudah lama, bahkan sudah beberapa bulan yang lalu baru dirilis kemarin," tegasnya.
Simak video 'Kecewa! Zona Merah Corona Naik Nyaris 2 Kali Lipat':
Atas dobel data itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta sinkronisasi data. Selengkapnya di halaman berikutnya.