Di rombongan Menteri Edhy Prabowo juga ada Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal Bawazier. Sama seperti ngabalin, Hekal tak termasuk dalam 17 orang yang ditangkap KPK bersama Edhy Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Tidak dimintai keterangan KPK) ada satu direktur, ada dari Komisi VI bidang BUMN, karena itu kan terkait dengan budidaya kemudian pelabuhan, macam-macam ya. Iya, itu Bang Hekal," kata Ngabalin.
Menurut Ngabalin, Hekal ikut dalam rombongan karena diajak langsung oleh Menteri Edhy. Pengalaman Hekal di AS disebut bisa bermanfaat dalam lawatan Edhy di negeri Paman Sam.
"Iya, diajak. Kan menteri boleh mengajak, kayak Abang (diajak), dengan harapan, Hekal kan alumni Amerika Serikat, dia punya latar belakang dengan network sebagai seorang punya komunikasi yang luar biasa di luar negeri," ujarnya.
Untuk diketahui, Komisi VI DPR adalah komisi yang membidangi BUMN, sementara mitra KKP di DPR sendiri adalah Komisi IV. Saat ditanya mengapa Edhy tak mengajak unsur dari Komisi IV, Ngabalin menyebut alasannya terkait komunikasi.
Hekal dan Edhy diketahui sama-sama berasal dari Partai Gerindra. Menurut Ngabalin, Edhy akan lebih nyaman berkomunikasi dengan rekan separtainya.
"Bukan, pertama dia terkait dengan masalah BUMN, dia kan komisi BUMN, bisnis yang harus dikembangkan. Kedua beliau orang Gerindra yang komunikasinya tentu akan lebih baik. Kalau Menteri ajak orang lain nanti apa... Jadi kalau dia mengajak lebih kepada koleganya di DPR itu akan memberikan perspektif yang jauh lebih menguntungkan bagi langkah-langkah kepentingan negara kan," ungkap Ngabalin.
Meski tidak ikut ditangkap KPK, Ngabalin berjanji akan datang ke Kantor KPK jika dipanggil. Dia, mengaku dengan senang hati akan memberikan keterangan seperti yang dibutuhkan.
"Makanya tadi Abang bilang juga sama petugas, kalau nanti Bapak membutuhkan keterangan lebih lanjut, Bapak membutuhkan keterangan dari saya, dengan penuh sukacita dan senang hati saya bersedia untuk Bapak panggil, tidak ada masalah," ungkap Ngabalin.
(aik/lir)