Jakarta -
Hajar Aswad adalah batu yang menjadi tujuan banyak umat Islam ketika menunaikan ibadah haji. Batu itu bersejarah. Pakar sempat menduga Hajar Aswad adalah meteorit.
Hajar Aswad atau batu hitam terletak di Kakbah, Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Jemaah haji mencari cara untuk menciumnya. Sebelum masa pandemi COVID-19, sebagaimana diberitakan detikcom, sisi Hajar Aswad tak pernah sepi pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jemaah menyusuri sisi Kakbah dari rukun Yamani, lalu sedikit demi sedikit merangsek masuk ke depan Hajar Aswad. Sebagian jemaah lainnya datang dari arah depan, berbaris, berdesakan, sampai ke mulut Hajar Aswad. Begitulah pemandangan yang biasa terpantau sebelum pandemi COVID-19.
 Beginilah potret Kakbah dan Masjidil Haram menyambut jemaah haji yang kembali dibuka saat pandemi COVID-19. (Foto: AP/Pool) |
Diberitakan detikcom pada 4 September 2016, Koordinator Konsultan Pembimbing Ibadah Daker Makkah Profesor Aswadi menjelaskan, mencium Hajar Aswad dicontohkan Rasulullah SAW sehingga menjadi ibadah sunah. Nabi Muhammad SAW mencium batu itu dan menangis menumpahkan air mata. Namun Rasulullah juga menggariskan, bila tidak mampu mencium batu itu, tak perlu melakukannya.
"Mencium itu sesungguhnya sinkronisasi antara kesucian jiwa dan kesucian Kakbah. Walaupun tidak mencium, kita bisa mencari hubungan spiritual itu dengan menumpahkan semua permasalahan dan dosa-dosa kita. Sinkronisasi spiritual Kakbah dengan spirit kita," kata Profesor Aswadi.
Hajar Aswad adalah simbol kekuatan yang didatangkan dari surga. Batu tersebut aslinya berwarna putih. Batu itu menggambarkan bahwa makhluk ciptaan Allah sesungguhnya berasal dari kesucian. Namun, dalam perjalanannya, manusia tak luput dari dosa. Maka mencium Hajar Aswad itu sesungguhnya adalah mencium dan mengakui semua dosa kita untuk menjadi kembali bersih dan suci.
"Ini masalah kepatuhan. Memang tidak bisa dirasionalkan," tambahnya.
Simak video 'Batu Meteor Dinilai Setara dengan Rp 26 Miliar':
[Gambas:Video 20detik]
Selanjutnya, apakah Hajar Aswad meteorit?:
Meteorit?
L Fletcher dalam buku 'An Introduction to the Study of Meteorites' menjelaskan sedikit soal Hajar Aswad. Dia menyampaikan dugaan bahwa Hajar Aswad adalah meteorit. Dugaan ini berasal dari ilmuwan bernama Paul Partsch.
Paul Partsch adalah kurator koleksi mineral kekaisaran Austria-Hungaria, Wina. Pada 1857, dia menyimpulkan bahwa Hajar Aswad adalah meteorit berdasarkan deskripsi batu itu.
Dia memegang deskripsi bahwa Hajar Aswad punya bagian luar berwarna hitam. Konon, batu itu berat. Muslim bilang, batu itu berasal dari surga. Keterangan-keterangan itulah yang menggiringnya untuk berpikir bahwa Hajar Aswad adalah meteorit.
 Suasana pada 24 Mei 2018. (REUTERS/Ahmed Jadallah) |
Ditulis John G Burke dalam buku 'Cosmic Debris: Meteorites in History', pakar pada era 1974 lantas menegaskan umat Islam tidak mengklaim batu itu sebagai meteorit. Muslim menduga Hajar Aswad adalah sejenis akik (agate) karena penampilannya yang mengkilap.
Pada 1980, ahli dari Universitas Copenhagen bernama Elsebeth Thomson mengemukakan dugaannya. Hajar Aswad dia katakan merupakan pecahan dari benturan meteorit yang jatuh sekitar 6.000 tahun lalu di Wabar, 1.100 km dari Mekah.
"Titik-titik kuning dan putih bisa jadi adalah sisa-sisa dari kaca atau batu pasir. Porositas (berpori) benda itu membuatnya bisa mengapung lantaran ada gelembung dalam kaca," tulis Esebeth Thomson.
"Warna kehitaman adalah hasil dari bulatan logam nikel yang terperangkap dari ledakan awan Ni (nikel) dan Fe (besi)," tulisnya.
Namun dugaan Elsebeth Thomson bahwa Hajar Aswad adalah pecahan meteorit dari daerah Wabar terpatahkan pada 2004. Penelitian yang mematahkan dugaan Thomson adalah penelitian dari JR Prescott, GB Robertson, C Shoemaker, dkk dalam karya mereka, 'Luminescence dating of the Wabar meteorite craters, Saudi Arabia', dimuat dalam Journal of Geophysical Research, Planets, dari American Geophysical Union.
JR Prescott menjelaskan meteorit di Wabar jatuh pada sekitar 290 tahun silam, atau tiga abad silam. Jadi, dengan kata lain, meteorit di Wabar lebih muda ketimbang Hajar Aswad, yang sudah ada bahkan sejak sebelum Nabi Muhammad lahir (571 M).
 Hajar Aswad (Amerrycan Muslim/WIkimedia Commons/Public Domain) |
Dilansir Al Arabiya, Hajar Aswad ada di sudut timur Kakbah. Hajar Aswad ditempatkan di selubung perak murni. Sebenarnya Hajar Aswad terdiri atas delapan batu kecil namun disatukan, diberi kemenyan Arab.
Ukuran Hajar Aswad paling kecil (dari delapan biji itu) tidak lebih dari 1 cm. Yang paling besar adalah lebih dari 2 cm.
Lalu dari mana asal Hajar Aswad? Wallahualam bissawab (Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini