Fenomena alam luar angkasa menghampiri bumi Indonesia. Sebuah meteorit jatuh di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, lalu diambil oleh seorang warga bernama Josua Hutagalung. DPR RI dibuat penuh pertanyaan soal kejadian langka ini.
Meteorit yang jatuh ke rumah Josua di Kolang, Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8/2020), dijual seharga Rp 200 juta. Batu dari langit itu dijual Josua kepada seorang warga negara asing (WNA).
Josua mengaku sempat menunggu pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) datang ke rumahnya. Namun, usai 2 pekan pihak Lapan tak datang, Josua memutuskan menjual meteorit tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada yang datang. Kita tunggu-tunggu itu berapa minggu. Tanggal 17 (Agustus 2020) kan batunya dijual, sampai tanggal 16 (Agustus) kita tunggu, nggak ada responsnya ya sudahlah daripada habis batunya dimainin sama anak ke depan rumah, dilempar-lempar. Daripada hilang, dijuallah," ucap Josua saat dihubungi, Kamis (19/11/2020).
Beberapa hari kemudian, media Inggris menyebut Josua sebagai orang kaya baru setelah batu meteor yang menimpa rumahnya pada Agustus 2020 dihargai 757 pound sterling (Rp 14,1 juta) per gram di sebuah situs jual-beli online. Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta pound sterling atau setara dengan Rp 26 miliar.
Pria 34 tahun yang bermata pencaharian sebagai pembuat peti mati ini mengaku batu meteor tersebut dijualnya hanya seharga Rp 200 juta. Setalah dapat uang, dia habiskan untuk dibagi-bagi kepada keluarga, yatim-piatu, gereja, dan perbaikan makam orang tua.
"Uangnya sudah habis, cuma Rp 200 juta," kata Josua sambil tertawa getir kepada Dedi Hermawan, wartawan di Sumatera Utara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (18/11/2020).
Komisi VII DPR RI yang membidangi ilmu pengetahuan dan teknologi menyatakan belum pernah menerima laporan dari Lapan perihal meteorit jatuh di rumah Josua hingga dijual Rp 200 jura. Komisi VII menyatakan akan mencari tahu detail peristiwa meteorit jatuh itu ke Lapan.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
"Kita belum pernah mendengar laporan dari Lapan tentang jatuhnya meteor tersebut. Oleh karena itu, nanti kita akan tanyakan kepada Lapan," kata Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Komisi VII menjadwalkan rapat bersama Lapan pekan depan. Eddy memastikan Senayan akan menanyakan soal meteorit jatuh itu ke Lapan.
"Kebetulan juga nanti dalam satu minggu yang akan datang ada pertemuan dengan kepala Lapan. Nanti akan kita tanyakan," jelasnya.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin membenarkan bahwa benda asing yang jatuh di rumah Josua adalah meteorit. Thomas mengatakan meteorit itu bukan hal yang istimewa sehingga tidak ditindaklanjuti.
"Ketika ada info benda jatuh tersebut dari teman-teman media, dari foto yang beredar, saya simpulkan benar itu meteorit. Astronom tidak bisa menjejak lintasan orbitnya setelah benda jatuh, mesti ada data pengamatan sebelum jatuh. Meteorit berbeda dengan benda jatuh sampah antariksa yang dipantau Lapan," kata Thomas kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Thomas juga menyebut meteorit bukan benda berbahaya dan bukan hal yang istimewa. Meteorit itu bisa dimiliki sang penemu.
"Meteorit bukan benda berbahaya. Dari segi ukuran, meteorit di Tapanuli itu juga bukan hal yang istimewa. Jadi Lapan tidak menindaklanjuti temuan tersebut. Meteorit tersebut bisa dimiliki penemunya," terangnya.