Dalam sidang ini, Djoko Tjandra bersama Brigjen Prasetijo dan Anita Kolopaking duduk sebagai terdakwa. Ketiganya didakwa memalsukan surat untuk kepentingan beberapa hal.
Djoko Tjandra saat itu berstatus terpidana perkara pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali yang jadi buron sejak 2009. Sedangkan Anita merupakan pengacara Djoko Tjandra saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat-surat itu digunakan Djoko Tjandra untuk masuk ke wilayah Indonesia tanpa terdeteksi aparat penegak hukum hingga membuat kehebohan. Kehebohan Djoko Tjandra ini berakhir setelah ditangkap berkat kerja sama police to police antara Polri dan Polis Diraja Malaysia (PDRM).
Djoko Tjandra ditangkap pada Kamis (30/7). Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo turun langsung membawa Djoko Tjandra dari Malaysia.
Djoko dan Anita Kolopaking didakwa melanggar Pasal 263 ayat 1 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP dan Pasal 263 ayat 2 KUHP juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Sedangkan Prasetijo didakwa melanggar tiga pasal, yakni Pasal 263 ayat 1 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1, Pasal 426 ayat 2 KUHP juncto Pasal 64 KUHP ayat 1, dan Pasal 221 ayat 1 ke-2 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP.
(ibh/elz)