Yulianto pun menunjukkan sampel ACP yang digunakan pada Gedung Utama Kejagung. Di sini terlihat ACP dilengkapi lapisan isolasi berwarna hitam. Yulianto telah melakukan pengujian sederhana terhadap ACP menggunakan alat las yang temperaturnya menyerupai jelatan api.
"Setelah itu, kami juga mendapatkan sample tersebut dan kemudian kami lakukan pengujian dengan hasil seperti ini. Ini adalah kita lakukan pengujian secara sederhana, di mana material panel ACP ini kita panaskan dengan alat las. Alat las ini kita upayakan temperaturnya menyerupai temperatur jelatan api yang ada di Gedung Kejaksaan ketika terbakar yaitu dengan cara menghentikan penyaluran oksigen," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari percobaan ini terbentuk nyala api difusi berwarna oranye agak kekuningan. Setelah itu material yang terbakar membentuk tetesan yang membakar kertas yang diletakkan di bawah ACP.
![]() |
"Jadi kita bisa melihat tadi salah satu cirinya nyalanya berwarna oranye kekuningan. Kita biarkan selama beberapa lama kemudian mulai jadi penyalaan dari inti isolator tersebut. Jadi hasil pengujian ini juga tampak terjadi tetesan material isolasi yang terbakar dan bahkan kertas yang kami letakkan di bagian bawah turut terbakar," ungkapnya.
Kemudian, ia pun melihat adanya persamaan antara pengujian sample ini dengan peristiwa kebakaran Kejagung pada Agustus lalu. Terlihat terjadi perambatan pada ACP yang dipasang di atas gedung. Kemudian material berguguran akibat kebakaran sehingga menyebabkan muncul kobaran api di bagian bawah gedung.
"Di sini terjadi perambatan di bagian atas sementara banyak sekali material yang menetes dan gugur. Sehingga kita bisa melihat dan muncul banyak kobaran api di bagian bawah. Inilah yang kemudian menyebabkan di bagian bawah ini pula terjadi temperatur yang relatif tinggi. Apabila ada objek di bagian bawah terkena tetesan nanti maka objek tersebut turut terbakar," tuturnya.