"Betul PBB adalah partai yang dalam perjuangannya juga mewarisi nilai-nilai Masyumi, tetapi Masyumi sendiri sebagai parpol saat itu adalah gabungan semua ormas Islam yang tergabung dalam wadah Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia. Tapi ormas-ormas tersebut sekarang sudah berafiliasi dengan parpol-parpol bernapas Islam, seperti PPP, PKB, PAN, dan PBB," ujar Sukmo.
Oleh sebab itu, Sukmo menilai saat ini Partai Masyumi yang sesungguhnya sudah tidak ada. Dia mengatakan tidak keberatan jika ada yang ingin menggunakan nama 'Masyumi', tapi Sukmo bertanya apakah mereka mampu membawa nama besar dari Partai Masyumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebenarnya jika bicara Partai Masyumi original sudah tidak ada saat ini. Kami tidak keberatan dan tidak hak untuk keberatan mereka pakai nama 'Masyumi', persoalannya mereka kuat tidak membawa beban nama besar Masyumi," tuturnya.
Seperti diketahui, Partai Masyumi dideklarasikan kembali. Deklarasi dipimpin tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Cholil Ridwan.
Tanda tangan deklarasi Partai Masyumi digelar di aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, hari ini. Acara ini juga digelar via telekonferensi.
"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, ketua badan Bapak KH Ahmad Cholil Ridwan," ujar pemandu acara.
Seusai penandatanganan secara simbolis, Ahmad Cholil memberikan pidato politik dan menyinggung soal kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019. Ia juga berbicara tentang ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Tujuh puluh lima tahun kita merdeka, ada organisasi NU yang anggotanya puluhan juta, ormas Muhammadiyah anggotanya jutaan, sampai-sampai kalau ada apa-apa, yang diundang hanya Muhammadiyah dan NU. Dulu yang diundang juga Dewan Dakwah. Ketahuan Dewan Dakwah bukan ormas. Tapi apa makna dua ormas besar ini, bila sedang berhadapan dengan masalah, Pak Ma'ruf Amin memberikan jasa yang sangat besar pada kemenangan Jokowi. Atas nama ormas NU, jika massa puluhan juta ormas NU mendukung Jokowi menjadikan Jokowi menang mengalahkan Prabowo, capres dari ulama dan umat Islam," kata Cholil.
(dwia/rfs)