Ormas Mau Demo Boikot Prancis Hari Ini, Gubsu: Silakan, Asal Tak Merusak

Ormas Mau Demo Boikot Prancis Hari Ini, Gubsu: Silakan, Asal Tak Merusak

Ahmad Arfah - detikNews
Jumat, 06 Nov 2020 12:34 WIB
Gubsu Edy Rahmayadi di Medan (Ahmad Arfah-detikcom)
Foto: Gubsu Edy Rahmayadi di Medan (Ahmad Arfah-detikcom)
Medan -

Sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) bakal menggelar demonstrasi memboikot Prancis di Medan, Sumatera Utara, hari ini. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mempersilakan siapapun menggelar demonstrasi asal tak merusak.

"Silakan menunjukkan orasinya, agar orang lain mengerti mungkin dengan ajaran-ajaran orang itu. Tapi yang tidak boleh merusak. Mau apa bentuknya, mungkin sampai ke tingkat mengusir diplomatik, silakan itu hak negara. Tapi yang penting sama saya, saya menjaga ketertiban ini," ucap Edy di Medan, Jumat (6/11/2020).

Edy mengatakan dirinya juga marah ketika Nabi Muhammad SAW dihina. Menurutnya, Nabi Muhammad punya posisi sakral dalam agama Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara pribadi, ya kita emosional, emosi, karena dilecehkan. Itu tuntunan," ucap Edy.

Dia menilai harusnya tak ada orang yang menyinggung agama orang lain. Edy mengatakan hal itu sebagai bentuk dari toleransi.

ADVERTISEMENT

"Kita sesama apapun, itulah toleran, tidak usah singgung-singgung agama orang," ujarnya.

Sebelumnya, sekelompok warga yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Pecinta Rasulullah (Ampera) Sumatera Utara (Sumut) bakal menggelar demo memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait Islam. Demo ini akan digelar tiap Jumat mulai pekan depan.

"Aksi sebenarnya adalah Jumat depan," kata Koordinator Umum Ampera Sumut, Indra Suheri, di Masjid Al Jihad, Medan, Jumat (30/10).

Indra, yang juga Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumut, menyebut aksi menuntut Macron meminta maaf akan digelar tiap Jumat. Namun, dia belum menjelaskan detail lokasi aksi tersebut.

"Kita mungkin dua Jumat, mungkin tiga Jumat ke depannya," ucap Indra.

Protes terhadap Prancis dan Macron dari sejumlah negara Islam muncul setelah otoritas Prancis menegaskan hak mereka untuk mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Sikap tersebut tetap disampaikan meskipun mereka mengetahui akan menyinggung umat Muslim.

Polemik muncul lagi setelah seorang guru di Prancis tewas dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya saat membahas soal kebebasan berbicara dan berekspresi.

Kecaman bertambah usai Macron mengucapkan komentar kontroversial saat memimpin penghormatan untuk guru Prancis tersebut. Seruan boikot produk Prancis kemudian menggema di sejumlah negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Dalam pidatonya, Macron bersumpah bahwa Prancis 'tidak akan menghentikan kartun (karikatur, red)' dan menyebut sang guru dibunuh 'karena Islamis menginginkan masa depan kita'. Macron juga menyatakan perang terhadap 'separatisme Islam', yang diyakininya telah mengambil alih sejumlah komunitas muslim di Prancis.

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan sikap dan mengecam pernyataan Macron. Pemerintah RI menilai ucapan Macron melukai miliaran umat Islam di dunia.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads