Anggota Komisi III DPR Minta SIM Pemilik Moge yang Resahkan Publik Dicabut

Anggota Komisi III DPR Minta SIM Pemilik Moge yang Resahkan Publik Dicabut

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Senin, 02 Nov 2020 20:12 WIB
Anggota DPR PKB Cucun Ahmad Syamsurijal
Anggota Komisi III DPR F-PKB Cucun Ahmad Sjamrurijal (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi III DPR RI Cucun Ahmad Sjamsurijal menyoroti sifat arogan anggota klub motor gede (moge) buntut adanya pengeroyokan prajurit TNI yang dilakukan oleh sejumlah anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia mendesak polisi bersikap tegas dan mencabut SIM pengendara moge yang meresahkan rakyat.

"Harus ada tindakan tegas kepada siapapun pengendara moge arogan di jalan raya. Apalagi bukan sekali ini saja kasus pengendara moge yang meresahkan masyarakat. Tindak pelanggaran pidananya, cabut juga surat izin mengemudinya," ujar Cucun kepada wartawan, Senin (2/11/2020).

Menurut Cucun, sudah banyak kasus terkait arogansi pemilik moge saat berkendara di jalan raya. Politikus PKB ini menilai tindakan pemukulan terhadap dua anggota TNI merupakan bukti pengendara moge membutuhkan pembinaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum kasus ini, banyak kasus arogansi moge di lapangan, mulai dari konvoi yang halangi ambulans di Gianyar, Bali, ribut dengan Polantas wilayah Polwiltabes Bandung, hingga ribut dengan warga di Condongcatur, Yogya," kata Cucun.

"Fakta ini harus menjadi perhatian banyak pihak agar ada dilakukan pembinaan ekstra kepada mereka," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Cucun menegaskan tidak ada hak istimewa bagi siapa pun saat berkendara di jalan raya. Menurutnya, pengendara moge harus tetap menaati semua aturan lalu lintas.

"Apalagi seringkali mereka berkendara secara bersama-sama atau konvoi. Jelas mereka membutuhkan space jalan yang besar sehingga berpotensi merugikan pengendara lain. Nah, harusnya ketaatan mereka dalam berlalu lintas juga harus lebih ekstra," katanya.

Selain itu, Cucun berharap adanya para purnawirawan TNI atau Polri di dalam klub moge dapat memfasilitasi pembinaan klub-klub moge tersebut. Ia tak ingin purnawirawan yang ada dalam klub moge justru mendukung pelanggaran lalu lintas.

"Tapi jangan juga terlena, kalau sudah di dalam klub malah jadi backing yang secara tidak langsung mendukung pelanggaran lalu lintas," ucapnya.

Diketahui, kasus pengeroyokan prajurit TNI yang dilakukan oleh sejumlah anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Bukittinggi, Sumatera Barat menjadi sorotan. Aksi arogan anggota klub moge tersebut pun menuai kecaman dari masyarakat.

Polisi pun telah menetapkan lima anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) sebagai tersangka terkait kasus pengeroyokan prajurit TNI di Bukittinggi, Sumbar. Polisi menyebut rombongan klub moge itu dipimpin oleh mantan Kasum TNI Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago.

"Iya mantan Kasum (TNI). Iya jadi rombongan itu ketuanya Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu, kepada wartawan, Minggu (1/11).

Namun, Harley Owners Group (HOG) Siliwangi Bandung Chapter (SBC) membantah Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago menjadi ketua rombongan touring yang berujung pengeroyokan anggota TNI.

"Tidak benar bahwa Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai ketua rombongan touring HOG SBC," ucap Public Relations HOG SBC Epriyanto dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (2/11).

Halaman 2 dari 2
(hel/azr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads