Polda Metro Jaya buka suara terkait video investigasi yang dilakukan oleh tim Narasi TV terkait pelaku pembakaran halte TransJakarta di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Polisi mengaku terbuka dengan hasil investigasi tersebut dan akan menjadikannya sebagai bahan analisis penyelidikan lebih lanjut.
"Itu membantu kita, terima kasih itu kan bisa jadi alat bukti. Akan kita pelajari nanti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi detikcom, Jumat (30/10/2020).
"Terima kasih banyak, nanti kita lakukan penyelidikan. Kita bisa jadikan bahan untuk lakukan pengejaran pelaku-pelaku yang lainnya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusri menambahkan, pihaknya kini masih terus menyelidiki kasus pembakaran halte di sepanjang Sudirman-Thamrin saat demo omnibus law UU Cipta Kerja itu. Tidak menutup kemungkinan tersangka pembakaran halte akan bertambah.
"Kita masih mengejar, bukan berarti yang sudah kita tangkap, ini masih ada lagi. Memang dipikir yang bakar satu halte satu orang doang? Tapi kita kan masih mengumpulkan alat bukti yang lain untuk mengejar yang lainnya," beber Yusri.
Polda Metro Jaya sendiri telah menetapkan 20 tersangka kasus perusakan dan pembakaran halte di sepanjang kawasan Sudirman-Thamrin.
Namun, Yusri pun mendorong tim investigasi dari Narasi TV agar berkenan memberikan keterangan kepada kepolisian terkait hasil investigasi tersebut. Menurutnya, hal itu bisa membantu dalam mengejar para pelaku pembakaran halte lainnya.
"Silakan dikasih. Tapi kita ini kan juga dapat dari masing-masing penyelidikan, pemeriksaan saksi-saksi, CCTV dari video-video yang kita dapat dari teman-teman wartawan sendiri dan video yang beredar gitu. Kasihkan ke polisi, biar bisa diperiksa jadi saksi gitu lho," tuturnya.
Untuk diketahui, Narasi TV mempublikasikan hasil investigasi terkait pembakaran di Halte TransJakarta Sarinah itu melalui kanal YouTube Narasi Newsroom. Video yang merupakan program 'Buka Mata' bertajuk "62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah".
Video investigasi Narasi TV itu disusun dengan menganalisis visual dari berbagai sumber terbuka. Narasi TV juga menggunakan rekaman CCTV di lokasi yang bisa diakses oleh publik, dan juga ratusan video dan foto yang tersebar di akun media sosial.
Analisis tim investigasi Narasi TV menunjukkan bahwa para pelaku datang secara bergerombol. Para pelaku yang saling mengenal, datang dari arah Jl Sunda, Jakarta Pusat pada Kamis (8/10) pukul 16.41 WIB.
Sebelum melakukan pembakaran, para pelaku sempat berfoto-foto. Para pelaku terlihat mengambil kardus, spanduk hingga traffic cone untuk membakar halte Sarinah.
Seorang pelaku kemudian mengambil spanduk dan membakarnya. Sumber api untuk membakar spanduk adalah dari barang-barang yang dibakar di tengah jalan.
Para pelaku mulai membakar Halte Sarinah saat bentrokan terjadi. Ketika para demonstran berlarian, para pelaku membakar Halte Sarinah dengan santai. Setelah api berkobar hebat di Halte Sarinah, para pelaku duduk-duduk sambil menonton kobaran api tersebut.