Sandiaga di Antara Setia ke Gerindra dan Peluang Jadi Ketum PPP

Round-Up

Sandiaga di Antara Setia ke Gerindra dan Peluang Jadi Ketum PPP

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 27 Okt 2020 06:01 WIB
BPN Prabowo-Sandiaga Uno menggelar jumpa pers di Kertanegara. Mereka berencana mendatangi MK untuk mengajukan gugatan terkait Pilpres 2019 nanti malam.
Foto: Sandiaga Uno (Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Nama Sandiaga Uno menjadi topik hangat yang dibicarakan dalam kancah perpolitikan di Tanah Air selama dua hari terakhir. Secara mengejutkan, Sandiaga Uno masuk ke daftar calon Ketua Umum (Caketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Padahal, Sandiaga diketahui bukan kader PPP. Dia kini tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Masuknya Sandiaga ke bursa Caketum PPP memang atas usulan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP. Namun tidak diketahui berapa jumlah DPC yang mengusulkan Sandiaga dan DPC mana saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara ada sejumlah DPC yang juga mewacanakan Sandiaga Uno. Ya itu kan hak untuk menyampaikan, tetapi semua tergantung kepada muktamirin (peserta muktamar), siapa yang akan dipilih nanti," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi saat dihubungi, Minggu (25/10/2020).

Tentu, masuknya Sandiaga sebagai calon pucuk pimpinan partai berlambang ka'bah baru sebatas wacana. Harus ada proses-proses yang harus dilalui agar Sandiaga bisa menjadi Caketum PPP definitif.

ADVERTISEMENT

"Tetapi kan itu baru sekadar usulan, baru sekadar wacana, apakah benar beliau-beliau mau maju, kita juga belum tahu," ucap Baidowi.

PPP memang akan menggelar muktamar pada 20-23 Desember 2020 mendatang, di Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satu agenda dalam Muktamar ke-IX PPP itu, yakni pemilihan ketum.

PPP diketahui bukan partai sembarangan. Partai ini telah menjadi salah satu bagian penting dalam perpolitikan Indonesia sejak rezim Orde Baru.

Berikut poin-poin terkait masuknya Sandiaga ke bursa Caketum PPP:

Gerindra Berat Melepas, Sandiaga Diyakini Bukan Pengkhianat

Gerindra secara terang-terangan mengaku berat melepas Sandiaga. Sandiaga diharapkan tetap bersama partai berlambang kepala burung Garuda itu.

"Sebenarnya ya kami pasti berat, tetapi hak politik itu hak seseorang yang tidak bisa diatur-atur oleh orang lain. Namun kami harapkan bahwa Pak Sandi Uno tetap merasa nyaman dan tetap bersama kami di Partai Gerindra," ungkap Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Senin (25/10).

Elite Gerindra lainnya, Andre Rosiade meyakini Sandiaga bukan pengkhianat. Calon Wakil Presiden dalam Pilpres 2019 itu juga diyakini loyal kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Bang Sandi bukan pengkhianat. Beliau kader Gerindra yang setia bersama Pak Prabowo dan partai," kata Andre, kepada wartawan, Senin (26/10).

Sandiaga Terbentur AD/ART PPP

Sandiaga memang tidak bisa sekonyong-konyong jadi Caketum PPP. Sebab, ada syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk bisa menjadi caketum, salah satunya yakni harus menjadi pengurus DPW maupun DPP.

"Yang sudah diatur di AD/ART, yakni setidaknya yang bersangkutan menjadi pengurus minimal 1 periode di kepengurusan PPP," terang Ketua DPP PPP Lena Maryana Mukti, kepada wartawan, Senin (26/10).

Tapi, syarat itu tidak serta merta membuat peluang Sandiaga menjadi Caketum PPP sirna. Sebab, bisa saja, dalam Muktamar ke-IX PPP mendatang, para muktamirin sepakat untuk mengubah AD/ART, khususnya mengenai syarat caketum.

PPP Butuh Efek Kejut Sandiaga

PPP sendiri dinilai tengah dalam krisis kepemimpinan. Partai yang didirikan pada 1973 itu membutuhkan efek kejut untuk mendongkrak suara di Pemilu 2024. Nah, Sandiaga-lah yang dianggap mampu memberikan efek kejut tersebut.

"Memang partai ini (PPP) membutuhkan efek kejut, paling mudah melihat perilaku pemilih Indonesia yang cenderung demokrasi kultus butuh sosok yang kuat sebagai ketum. Sandi punya daya magnet elektoral. Ini yang tidak dimiliki ketum sebelumnya, seperti Romi, Suharso," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, dalam perbincangan, Senin (26/10).

Sandiaga, yang pernah menjadi cawapres berpasangan dengan Prabowo, disebut punya modal elektoral yang lebih dibandingkan tokoh internal PPP. Tak heran, kata Yunarto, ada suara dari lingkup internal PPP yang menginginkan Sandiaga menjadi ketua umum.

"Mungkin itu sebagian kader PPP yang mulai risau, apalagi PT akan dinaikkan lagi. Karena, dengan segala hormat, tidak ada tokoh PPP yang kuat kalau kita lihat dari segi elektabiltias. Dari 2 pilpres terakhir, bisa kita lihat tidak ada tokoh PPP yang masuk bursa capres ataupun cawapres," papar Yunarto.

"Sementara Sandiaga punya modal itu, dia pernah cawapres, menang di Pilgub DKI. Masih masuk 5 besar di bursa capres. Dalam kebutuhan PPP itu, Sandi punya modal besar. PPP itu bukan PDIP, Gerindra, atau Demokrat yang sentra kekuatan ada di satu orang. Ada krisis kepemimpinan di PPP sehingga membutuhkan tokoh yang memiliki daya magnet elektoral," imbuhnya.

Lantas, apakah Sandiaga akan tetap setia di Gerindra? Atau mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan melewatkan kesempatan menjadi calon Ketum PPP? Baca perkembangannya di detikcom.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads