Pemerintah Kota Banda Aceh meminta semua pihak tidak membuat perayaan Maulid Nabi Muhammad yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Hal ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.
"Kita harus cari konsep yang tepat, apakah Maulid kita gelar secara virtual. Kemudian kenduri tidak mengundang tamu dari kampung-kampung sebelah. Ini harus kita temukan konsepnya," kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Kamis (22/10/2020).
Aminullah mengatakan telah menggelar rapat dengan Forkopimda untuk membahas hal tersebut. Rapat digelar untuk menyikapi libur panjang supaya tidak ada lonjakan kasus penyebaran Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam rapat ini, Forkopimda sepakat Maulid Nabi SAW tidak dirayakan dengan kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa," jelas Aminullah.
Forkopimda Banda Aceh meminta warga yang hadir di perayaan Maulid dibatasi dan wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan Corona. Warga diminta menggunakan masker serta menjaga jarak.
Pembatasan dilakukan agar tidak terjadi penyebaran COVID-19 di Kota Gemilang. Aminullah juga menyarankan perayaan Maulid Nabi digelar awal 2021.
"Dengan Maulid di Aceh yang diperingati lebih dari 3 bulan, diperkirakan akhir Maulid nanti (awal 2021), mudah-mudahan COVID-19 telah berakhir," jelas Aminullah.
Rapat tersebut juga memutuskan akses ke Banda Aceh bakal diperketat saat libur panjang 28-30 Oktober mendatang. Tim Satgas akan menggelar razia masker sesuai amanat Perwal 51.
"Libur panjang ini harus kita waspadai. Kita tidak ingin ada lonjakan kasus COVID-19. Kita harus belajar dari pengalaman libur Idul Fitri," tutur Aminullah.
Tonton video 'Ada Libur Panjang Maulid Nabi, Tito: Kegiatan Tradisi Baiknya Tak Digelar':