Sebanyak 225 mahasiswa Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ) di Cilandak, Jakarta Selatan dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Pakar epidemiologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Riris Andono menyatakan harusnya sekolah di zona merah tidak diperbolehkan belajar tatap muka.
"Ya kalau di zona merah kan aturannya sudah begitu dari BNPB, sekolah itu bisa dibuka hanya di zona hijau. Itu sekolah loh, belum sampai boarding loh. Tapi kalau kemudian mereka tetap membuka pertemuan offline ya artinya mereka sudah melanggar ketentuan yang dibuat oleh Satgas. Kalau memang pemerintah mau menegakkan aturan, itu harus dihentikan juga," kata Riris kepada wartawan, Selasa (6/10/2020).
Riris menjelaskan belum ada langkah yang tetap untuk mengantisipasi terjadinya penularan saat sekolah dibuka di zona merah. Dia meminta agar sekolah hingga perguruan tinggi untuk tidak melakukan belajar tatap muka di zona merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antisipasi kalau bisa tidak boarding dulu tetap dari rumah pakai online, kenapa kemudian kesusu (terburu-buru) boarding (asrama) kalau memang Jakarta transmisi sangat tinggi," jelas Riris.
Penularan virus Corona menurut Riris terjadi karena adanya pergerakan dan berkumpul seperti yang terjadi di sekolah, asrama hingga pasar.
"Transmisi terjadi ketika orang bergerak dan berkumpul, nah boarding, sekolah, pasar semua hal yang menyebabkan orang bergerak dan berkumpul itu akan meningkatkan risiko penularan," paparnya.
Riris mengatakan penularan Corona di Jakarta sangat tinggi. Sehingga sulit diketahui di mana mahasiswa tersebut tertular.
"Bisa jadi tertular kan tidak dari rumah, bisa jadi tertularnya sudah di Jakarta, bisa jadi mereka ketika datang dari rumah, ini kan boarding, bisa jadi ketika dari rumah mereka memang tidak tertular, begitu ada di Jakarta kan dia bisa tertular di mana-mana, Jakarta kan memang transmisinya sangat tinggi saat ini. Jadi tidak bisa kemudian itu dijadikan alasan mereka tidak jujur. Kita tidak tahu lagi di mana mereka tertularnya," katanya.
Untuk diketahui, 225 mahasiswa PTIQ di Cilandak, Jakarta Selatan, yang dinyatakan positif Corona diisolasi di Wisma Atlet. Mayoritas mahasiswa tersebut termasuk kategori orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik.
"Kesimpulannya jumlah pasien yang berasal dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an atau PTIQ Cilandak Jakarta selatan yang dikirim ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran sejumlah 64 orang dan yang dikirim ke Wisma karantina Pademangan sejumlah 161 orang, jadi total seluruh sebanyak 225 orang," kata Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (5/10).
Pihak Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ) mengungkap soal dugaan awal mula penyebaran virus Corona (COVID-19) ke ratusan mahasiswa. Mayoritas mahasiswa diduga tertular Corona dari kantin.
Hal itu diungkapkan oleh pengasuh asrama PTIQ, Pangadilan Daulay, saat dihubungi, Senin (6/10/2020). Daulay awalnya menjelaskan mengenai program khusus yang diikuti oleh mahasiswa yang terkena Corona tersebut.
"Iya program khusus jadi kita di sini tuh satu tahun pertama dan satu tahun kedua di asrama, untuk program tafsir Alquran. Semester 3-7 online semua karena sesuai dengan ketentuan pemerintah tapi semester 1-2 ini karena menghapal Alquran susah, tidak efektif onlinenya," kata Daulay.