Akhir Kisah Dokter Tersangka Aborsi Meninggal karena COVID

Round-Up

Akhir Kisah Dokter Tersangka Aborsi Meninggal karena COVID

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 01 Okt 2020 04:56 WIB
Dokter-Pasien Ditangkap Terkait Aborsi di Jakpus, Ini Peran 17 Tersangka
Polisi rilis penangkapan pelaku terkait aborsi di klinik di Raden Saleh. (Yogi Ernes/detikcom)
Jakarta -

Dokter Sarsanto W Sarwono meninggal dunia di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi yang juga tersangka kasus aborsi klinik di Raden Saleh, Jakarta Pusat itu meninggal dunia karena COVID-19.

Dirangkum detikcom, dr Sarsanto W Sarwono meninggal dunia di ruang ICU RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Rabu (30/9) pagi. dr Sarsanto W Sarwono sempat dirawat selama 3 hari di RS Polri sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Polri Kramat Jati, AKBP Kristianingsih. Namun AKBP Kristianingsih tidak menjelaskan lebih jauh soal gejala yang diderita dr Sarsanto sebelum akhirnya meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya betul (meninggal karena COVID-19)," saat ditanya apakah dr Sarsanto meninggal karena COVID-19, Rabu (30/9/2020).

ADVERTISEMENT

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkap bahwa dr Sarsanto W Sarwono sebelumnya telah mengeluhkan sakit sejak sepekan lalu.

"Kita ketahui bersama bahwa dokter S ini terkait kasus salah satu dokter yang melakukan aborsi ilegal di Raden Saleh sejak tanggal 5 Agustus itu dilakukan penahanan kepada yang bersangkutan, bahkan sudah diperpanjang. Kemudian 24 September kemarin tersangka mengalami sakit," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).

Menurut Yusri, dr Sarsanto W Sarwono telah menjalani pengobatan rawat jalan sejak Kamis (24/9) itu. Namun baru tiga hari terakhir dr Sarsanto dirawat di RS Polri dan penahanannya dibantarkan.

Yusri menyebut dr Sarsanto memiliki penyakit bawaan dan berusia lanjut.

"Nanti kita tunggu dari RS seperti apa, kan memang yang bersangkutan sudah berumur ya," ujarnya.

"24 September dia mengeluh sakit dan langsung dibawa hari itu juga, dirujuk atau dbantarkan ke RS untuk pemeriksaan jalan dan perawatan di sana selama 3 hari dan tadi pagi meninggal," jelas Yusri.

Pada pagi itu pula, jenazah almarhum telah diambil oleh pihak keluarga. Jenazah dr Sarsanto dimakamkan dengan protokol COVID-19.

"Tadi pagi (kemarin, red) sudah diambil langsung, tapi karena memang protokol kesehatan tetap kita melaksanakan penguburan dengan protokol kesehatan COVID-19, tetap kan kita harus mengantisipasi semuanya," bebernya.

Dokter Sarsanto sebelumnya ditangkap Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya atas dugaan praktik aborsi ilegal di kliniknya di Raden Saleh, Jakarta Pusat, pada pertengahan Agustus 2020. Selain Sarsanto, ada dua dokter lainnya yang ditangkap, yakni SS (57) dan TWP (59).

Selain ketiga dokter tersebut, polisi menangkap 14 tersangka lain yang berperan sebagai perawat hingga karyawan. Mereka adalah EM (68), AK (27), SMK (32), W (44), J (52), M (42), S (57), WL (46), AR (44), MK (44), WS (49), CCS (22), HR (23), dan LH (46).

Polisi mengungkap klinik aborsi di Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat, sudah beroperasi selama 5 tahun. Selama kurun 2019-April 2020, klinik tersebut telah mengaborsi ribuan janin.

Kasus ini terungkap setelah polisi menangkap Sari Sadewa, tersangka pembunuhan berencana WN Taiwan Hsu Ming Hu. Sari Sadewa mengaku membunuh korban karena sakit hati pernah dihamili dan diminta menggugurkan kandungannya pada 2018.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads