Arya Sandhiyudha, pejabat PMI DKI Jakarta, juga belum lama ini 'lulus' dari isolasi di Wisma Atlet. Dia menjalani hari-harinya di Tower 7 lantai 17 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet dari 3 hingga 12 September. Soal makanan, dia bisa pesan sesuai pilihan yang dia ambil, yakni tanpa nasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pribadi tidak makan nasi, tidak makan gula, dan tidak makan karbohidrat. Petugas sangat aspiratif. Saya bilang saya tidak mau nasi, maka keesokan paginya sudah ada nama di kardusnya untuk saya, menandakan isinya tanpa nasi, itu bagus, masukan kita didengarkan," kata Arya.
![]() |
Pesan via ojol
Ada lagi Juno (36), yang diisolasi di Tower 7 lantai 29 Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet, dari 17 April hingga 18 Mei lalu. Karyawan perusahaan asuransi ini menuturkan pasien bisa memesan makanan via ojek online (ojol).
"Kita diperbolehkan pesan makanan lewat ojol. Nanti ojol bakal sampai di lobi mobil saja, kemudian makanan akan disampaikan ke lobi," kata Juno, dihubungi detikcom secara terpisah.
Saat Juno menghuni Wisma Atlet kala itu, biasanya perawat berpakaian APD akan membawakan paket antaran yang dipesan pasien secara online. Jadi, pasien tidak turun sendiri ke lobi.
Arya Sandhiyudha juga tidak kesulitan memesan makanan via ojek online. Nantinya, pesanan bakal sampai di lobi. Dia tidak menunggu perawat atau petugas Wisma Atlet mengambilkan pesanan dari lobi ke lantai 17, melainkan memilih turun ke lobi dan mengambil sendiri pesanannya.
Untuk yang berkebutuhan khusus
![]() |
Seorang ibu bernama Lia Octora (48) sempat menemani putrinya bernama Divalah Ranggajo (17). Diva berkebutuhan khusus, mengalami sindrom seckel. Keduanya menghuni Tower 7 lantai 28 RS Darurat COVID Wisma Atlet. Diva tidak makan nasi seperti menu yang biasa disajikan di wisma atlet.
"Makanan anak saya bubur tim, sedangkan yang disediakan di Wisma Atlet adalah nasi biasa," kata Lia kepada detikcom, dihubungi terpisah.
Lia menjelaskan, dia dulu sempat meminta kepada perawat di Wisma Atlet agar disuguhi bubur tim untuk putrinya. Sesekali, permintaan khusus ini digenapi oleh pihak Wisma Atlet, bubur tim benar-benar tersaji. Namun itu hanya sesekali, selebihnya Lia membuat bubur sendiri untuk anaknya.
"Tidak masalah lah. Saya sudah bersyukur atas pelayanan di Wisma Atlet. Dari rumah, saya bawa sendiri bubur instan dan di Wisma Atlet tinggal menyeduh," kata Lia.
(dnu/fjp)