Petualangan Politik Singkat Saefullah Warnai Kiprah Mentereng di DKI

Petualangan Politik Singkat Saefullah Warnai Kiprah Mentereng di DKI

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 16 Sep 2020 15:32 WIB
Sekretaris Daerah DKI Saefullah
Sekda DKI Saefullah (Indra Komara/detikcom)
Jakarta -

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah telah meninggal dunia karena COVID-19. Semasa hidup, birokrat Betawi ini sempat sejenak menjajal politik praktis.

Dikutip detikcom dari buku Mukti Ali Qusyairi bertajuk 'Jalinan Keislaman, Keumatan, & Kebangsaan: Ulama Bertutur tentang Jokowi', Saefullah dulu dikenal sebagai birokrat yang mendukung Fauzi Bowo (Foke), cagub petahana dalam Pilgub DKI Jakarta 2012.

Foke-Nahrowi Ramli kalah di Pilgub DKI 2012, yang menang adalah Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saefullah yang merupakan Wali Kota Jakarta Pusat kemudian mengikuti lelang jabatan atau seleksi terbuka yang dilakukan Gubernur Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata Jokowi memilih Saefullah sebagai Sekda DKI meski Saefullah sempat mendukung Foke di Pilgub DKI Jakarta 2012. Jokowi memilih Saefullah menjadi Sekda DKI karena melihat potensi Saefullah yang berhasil menyelesaikan masalah di Pasar Tanah Abang.

Sebagaimana diberitakan detikcom, 11 Juli 2014, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melantik Saefullah sebagai Sekda DKI. Itulah pertama kalinya Ahok selaku Plt Gubernur melantik pejabat, setelah Jokowi naik menjadi Presiden RI.

ADVERTISEMENT

"Dengan memanjatkan puji syukur pada hari ini, Jumat 11 Juli 2014, saya Pelaksana Tugas Gubernur atas nama Presiden RI dengan ini resmi melantik Saefullah sebagai Sekda DKI. Saya percaya Saudara akan bisa melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan," kata Ahok saat itu.

Ahok mengungkapkan, sebenarnya Saefullah bukanlah peserta lelang jabatan yang lulus dengan nilai tertinggi. Nilainya masih kalah tinggi ketimbang Sylviana Murni dan Wiriyatmoko. Namun Saefullah tetap dipilih lantaran usianya paling muda, yakni 50 tahun pada 2014. Maka dilantiklah Saefullah menjadi Sekda DKI.

Pesan Sekda Saefullah ke Anies: Pak Gub, Saya Mohon Izin Pamit:

[Gambas:Video 20detik]



Langkah politik juga sempat dia tempuh saat momen menjelang Pilgub DKI 2017. Awalnya, pada April 2016, ada isu bahwa Saefullah akan menjadi cawagub pendamping cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Belakangan, isu ini pudar karena muncul rumor yang lebih baru lagi, yakni Ahok akan menggandeng Kepala BPKAD saat itu, Heru Budi Hartono (sekarang Kepala Sekretariat Presiden).

Politikus PKB Jakarta sempat menilai langkah politik Saefullah kala itu adalah langkah politik yang malu-malu. Saat itu, Saefullah sempat dikabarkan ikut fit and proper test kandidat calon gubernur di PKB. Sambil merendah, Saefullah menyatakan dia tidak populer. Akhirnya, dia mengaku mendapat dorongan.

"Saya beberapa kali ke lapangan, kemudian ormas saya NU, ini dorongannya bukan keras. Didorong keras sekali untuk maju," kata Saefullah di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, 12 Agustus 2016.

Seiring berjalannya waktu, isu menguat bahwa PKB akan memasangkan Sandiaga Uno sebagai cagub dan Saefullah sebagai cawagubnya. Bila benar begitu, Saefullah siap berhenti menjadi Sekda.

"Saya taat sama undang-undang, saya akan berhenti. Harus taat sama undang-undang," kata Saefullah, 25 Agustus 2016.

Ahok sendiri mempersilakan Bang Ipul, begitu panggilannya, untuk maju. Bahkan Ahok sendiri mendapat kaus politik bertulisan 'Sahabat Saefullah'. Bila Saefullah maju, Ahok akan menjadi Sekda DKI yang lain lewat lelang jabatan.

Setelah isu Ahok-Saefullah pudar, kemudian muncul lagi isu Yusril Ihza Mahendra-Saefullah. "INi jagoal Betawi," kata Yusril sebelum deklarasi relawan di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 11 September 2016.

Ternyata langkah politik Saefullah singkat saja. Akhir cerita, Saefullah tidak jadi maju ke Pilgub DKI. "Saya sudah menutup semuanya. Saya sudah nggak komunikasi tiga hari lalu. Nggak ada komunikasi lagi. Karena bola sudah ada di partai, jadi partai yang menentukan," kata Saefullah, 23 September 2016.

Praktis, kontestan Pilgub DKI 2017 hanya ada dua sejak saat itu, yakni Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni. Ahok yang masih menjabat Gubernur mengaku lega karena masih punya Sekda.

Halaman 2 dari 2
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads