Beda Narasi Airlangga dan Anies soal Fasilitas Kesehatan DKI

Round-Up

Beda Narasi Airlangga dan Anies soal Fasilitas Kesehatan DKI

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Sep 2020 08:00 WIB
Petugas medis mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (30/4/2020). Peralatan medis ini didatangkan oleh CT Corp, bersama Bank Mega serta dukungan Indofood dan Astra Group.
Salah satu ruang perawatan pasien COVID-19 di RSCM (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tempat tidur pasien Corona (COVID-19) di rumah sakit (RS) di Jakarta bisa saja penuh pada pertengahan Oktober nanti bila tak ada pembatasan penularan secara ketat. Menurutnya, kondisi tersebut bisa saja terjadi meski kapasitas tempat tidur dinaikkan menjadi 4.800-an.

Narasi berbeda disampaikan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang juga Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. Airlangga menegaskan kapasitas kesehatan di Indonesia siap melayani pasien terkait COVID-19.

Airlangga mengatakan pemerintah pusat memberi perhatian serius terhadap kondisi rumah sakit dan fasilitas kesehatan di DKI Jakarta dalam menangani Corona. Dia memaparkan sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk menjaga kapasitas tampung fasilitas kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel bintang 2 dan 3 akan disulap menjadi fasilitas kesehatan untuk menangani pasien Corona. Airlangga mengatakan langkah ini sudah diterapkan di Sulawesi Selatan.

"Jadi peningkatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan itu juga akan terus menambah fasilitas di hotel, termasuk memanfaatkan hotel bintang 2 dan 3 seperti yang dicontohkan di Sulawesi Selatan," kata Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube BNPB, Kamis (10/9/2020).

ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers skenario pemulihan ekonomi terkait Corona. Skenario pemulihan ekonomi disiapkan hingga tahun depan.Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto (Rengga Sancaya/detikcom)

Selain itu, RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran akan dimaksimalkan. Airlangga juga menyebut ada rencana menyiapkan fasilitas lain demi menambah jumlah kasur untuk pasien COVID-19.

"Dan juga mempersiapkan ruang isolasi mandiri di Wisma Atlet, di mana Wisma Atlet juga sudah mempersiapkan di Tower 5 dan (Tower) 6 maupun khusus pekerja luar negeri, termasuk Tower 7 dan (Tower) 8, flat-flat dan fasilitas lain juga dipersiapkan, dari segi jumlah bed ditingkatkan," ungkapnya.

Airlangga mengatakan keterpakaian tempat perawatan pasien di RS bisa juga diturunkan. Dia mengatakan pasien dengan gejala ringan bisa dipindah ke Wisma Atlet.

"Di samping itu, pemerintah mendorong agar rumah sakit-rumah sakit yang ada di DKI atau yang di Jakarta untuk dilakukan relaksasi terutama pasien-pasien yang posisinya sudah hampir sembuh dan masih dalam observasi, itu di Wisma Atlet fasilitasnya tersedia," ujar dia.

Tonton video 'Ramai Para Menteri Soroti Kebijakan PSBB Total Anies':

[Gambas:Video 20detik]



Dia mengatakan rapat koordinasi bersama sejumlah menteri dan delapan gubernur sepakat untuk menyeimbangkan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi. Selain fasilitas kesehatan, dia mengatakan pemerintah memastikan ketersediaan obat bagi pasien di RS maupun yang menjalani isolasi mandiri.

Airlangga menyatakan kapasitas kesehatan di Indonesia siap melayani pasien terkait COVID-19.

"Pemerintah menegaskan tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. Pemerintah sudah punya dana yang cukup dan pemerintah akan menambah kapasitas bed sesuai dengan kebutuhan dan meyakinkan bahwa seluruh daerah, DKI Jakarta, kapasitas pelayanan kesehatan akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah," ungkap dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan memprediksi tempat tidur isolasi Corona akan penuh pada 17 September nanti. Situasi tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang terjadi sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Facebook Pemprov DKI Jakarta)Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Facebook Pemprov DKI Jakarta)

"Kita memasuki masa transisi, dan apa yang terjadi? Secara bertahap, terutama di bulan Agustus, kita mulai menyaksikan peningkatan jumlah kasus. Persentase dari tempat tidur yang digunakan naik. Ambang batasnya 4.053," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (9/9).

Anies mengatakan hal tersebut saat menyampaikan Jakarta memutuskan memberlakukan PSBB ketat sebagai 'rem darurat' pencegahan COVID-19.

"Bila situasi ini berjalan terus, tidak ada pengereman, maka dari data yang kita miliki, bisa dibuat proyeksi 17 September tempat tidur isolasi yang kita miliki akan penuh dan sesudah itu tidak mampu menampung pasien COVID lagi dan ini waktunya tinggal sebentar," sambung Anies.

Pemprov DKI akan terus menggandeng RS swasta agar kapasitas tempat tidur bertambah. Dia menargetkan jumlah tempat tidur bertambah 20 persen sehingga menjadi 4.807. Namun, menurutnya, jika penularan seperti ini terus terjadi, pada pekan kedua Oktober tempat tidur pasien Corona akan penuh meski sudah ditambah.

"Jadi menaikkan kapasitas menjadi 4.800-an itu bila tidak disertai pembatasan penularan secara ketat seperti sekarang ini, maka tempat tidur itu pun akan penuh di pekan kedua bulan Oktober," tandas Anies.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads