Situasi Corona Pelik Akhirnya Bikin Rem Ibu Kota Ditarik

Round-Up

Situasi Corona Pelik Akhirnya Bikin Rem Ibu Kota Ditarik

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Sep 2020 05:45 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Bundaran H, Jakarta Pusat, Minggu (26/7/2020).
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Bundaran HI. (Wilda/detikcom)
Jakarta -

Penyebaran virus Corona di DKI masih tak terkendali. Situasi pelik ini pun bikin rem darurat PSBB Transisi ditarik.

Rem darurat yang ditarik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini diartikan dengan kembalinya PSBB dengan pengetatan. Artinya PSBB kembali ke awal muncul Corona.

Langkah ini diambil Anies berdasar data-data yang menunjukkan kondisi Jakarta kian mengkhawatirkan. Kondisi pelik yang pertama yakni angka kematian di DKI akibat Corona terus naik. Lalu keterpakaian tempat tidur isolasi, lalu keterpakaian ICU khusus COVID.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka dengan melihat kedaruratan ini, maka tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali menarik rem darurat sesegera mungkin," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Anies pun memaparkan sejumlah data. Pada 31 Juli, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta sebanyak 7.157 kasus. Kemudian pada 31 Agustus terdapat 8.569 kasus, dan pada 9 September terdapat 11.245 kasus.

ADVERTISEMENT

Angka pemakaman dengan protokol tetap (protap) COVID-19 juga disorot. Jika dilihat dalam garfik, angka tren pemakaman dengan protap virus corona sempat memiliki tren menurun. Namun, pada Pertangahan Juli, tren grafik kembali naik.

Puncaknya, dilihat dari situs resmi milik Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, pemakaman dengan protap COVID terjadi pada 5 September dengan 66 pemakaman.

Lebih lanjut, adapun soal perkiraan ruang isolasi akan penuh dalam satu bulan terakhir. Pada 17 September, ruang isolasi yang ada, sebanyak 4.053 akan terisi penuh.

Jumlah pasien akan mencapai 4.807 orang pada 6 Oktober 2020, padahal pengembangan ruang isolasi baru bisa terpenuhi sebanyak 4.807 ruangan pada 8 Oktober.

Kondisi serupa terjadi pada keterpakaian ruang ICU khusus pasien COVID-19. Kapasitas ICU di DKI ada 528 tempat tidur. Bila tren naik terus, 15 September akan penuh. Dan, tingkatkan 20% dan itu akan mulai penuh 25 September.

"Saat ini kondisi darurat, lebih darurat dari awal wabah," ujar Anies.

Anies sedang menyiapkan detail aturan Jakarta kembali menjalani PSBB ketat. Namun sebagai ancang-ancang, Anies menegaskan kalau mulai 14 September, perkantoran di ibu kota kembali bekerja di rumah.

Tonton video 'Ramai Para Menteri Soroti Kebijakan PSBB Total Anies':

[Gambas:Video 20detik]



Anies juga memastikan hanya akan ada 11 bidang esensial yang diperbolehkan beroperasi secara minimal. Ke-11 bidang tersebut pun akan dievaluasi kembali oleh Pemprov DKI.

"Prinsipnya, mulai Senin, 14 September, kegiatan perkantoran yang non-esensial diharuskan laksanakan dari rumah, bekerja dari rumah, bukan usahanya yang berhenti tapi bekerja di kantornya yang ditiadakan, kegiatan usaha jalan terus, kegiatan kantor jalan terus, tapi perkantoran di gedungnya yang tak diizinkan untuk beroperasi," ucap Anies.

Semua tempat hiburan di Ibu Kota akan ditutup lagi. Langkah ini diambil mengingat situasi Corona di Jakarta masuk ke kondisi darurat. Termasuk pembatasan di rumah makan, restoran, hingga kafe yang tidak boleh makan di lokasi.

"Seluruh tempat hiburan akan ditutup, kegiatan yang dikelola Pemprov DKI seperti Ragunan, Monas, Ancol, taman kota dan kegiatan belajar tetap di rumah," kata Anies.

Pada kesempatan yang berebeda, Anies mengatakan negara dan masyarakat harus bekerja sama menghadapi pandemi Corona. Menurutnya, masalah pandemi Corona tidak akan selesai jika negara dan masyarakat tidak bekerja sama.

"Ketika kita menghadapi wabah ini, ada dua komponen yang harus bekerja sama. Satu adalah komponen negara dan dua komponen masyarakat. Tidak bisa penyelesaian masalah pandemi ini hanya unsur negara saja atau unsur masyarakat saja," kata Anies dalam sambutan di acara 'Pembagian Masker Secara Serentak, Kampanye Jaga Jarak, Hindari Kerumunan dalam Rangka Operasi Yustisi Penggunaan Masker dan Pilkada 2020 yang Aman, Damai dan Sehat', di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Anies pun menyoroti terkait pesta demokrasi berupa Pilkada 2020 yang akan dimulai dalam waktu dekat. Mantan Mendikbud tersebut kembali menekankan pentingnya penggunaan masker di tengah masyarakat.

Anies menyebut masker menjadi suatu hal yang tidak nyaman bagi banyak orang. Namun efek abai terkait protokol kesehatan tersebut di tengah pandemi saat ini akan terasa jauh lebih tidak nyaman.

"Kita harus sampaikan itu bahwa ini (menggunakan masker) memang tidak nyaman. Tapi jauh lebih tidak nyaman bila terkena COVID-19. Oleh karena itu, kampanye ini harus kita dukung dan perlu kita gaungkan," ucap Anies.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads