Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mengungkap penyebab utama perambatan api yang begitu besar hingga menghanguskan Gedung Utama Kejaksaan Agung. Konstruksi gedung yang sudah tua dan banyaknya material kertas menjadi faktor utamanya.
"Pertama konstruksi bangunannya itu kan memang bangunan tua kan banyak seperti kayu-kayu, terus juga banyak kertas-kertas karena memang itu merupakan gedung administrasi kan ya, itu yang menjadi faktor utama mempercepat perambatan," kata Kadis Damkar DKI, Satriadi Gunawan, ketika dihubungi, Kamis (27/8/2020).
"Jadi bahan-bahan yang ada itu mudah terbakar. Namanya juga gedung arsip, hampir semua kertas," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara terkait proses pemadamannya, Satriadi mengatakan tidak terlalu mengalami kesulitan. Meski mencukupi, hanya saja jarak sumber air yang agak jauh dari lokasi titik kebakaran sedikit menjadi kendala.
"Kalau sumber air kita bisa dapat dari Taman Martha Tiahahu, dari Mabes Polri juga ada, dari gedung Kejagungnya pun ada sumber air, jadi kalau sumber air tidak masalah, tapi kenapa banyak damkarnya, itu memang sumber airnya agak jauh, jadi kita buat rangkaian sampai ke unit penyerang yang di depan Kejagung," ujarnya.
Sebelumnya, Gedung Utama Kejagung dilalap si jago merah pada Sabtu (22/8) sekitar pukul 19.00 WIB. Puluhan unit mobil pemadam kebakaran dan ratusan petugas damkar gabungan berupaya memadamkan api selama belasan jam hingga Minggu (23/8) pagi.
Penyelidikan pun masih berlangsung. Polri telah memeriksa 99 saksi.
"Kemudian, penyidik sendiri telah melakukan pemeriksaan saksi sekitar 99 saksi terdiri dari office boy, cleaning service, PHL (pekerja harian lepas) serta pegawai Kejaksaan Agung RI," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2020).
Awi menambahkan polisi juga telah mengambil 24 CCTV untuk mencari tahu penyebab kebakaran di Kejagung. Namun dari 24 CCTV yang diambil polisi untuk diperiksa, 8 di antaranya telah terbakar.
"Yang pertama, untuk CCTV yang diambil dari TKP di kantor Kejaksaan Agung ada 8 CCTV. Terus kemudian ada sekitar 18 CCTV yang diambil dari sekitar kantor Kejaksaan Agung. Jadi total ada 24 (CCTV), di antaranya 24 itu yang 8 sudah terbakar," ungkapnya.
(eva/isa)