Pakar FKM USU Pertanyakan Kesiapan Bioskop Dibuka Saat Pandemi Corona

Pakar FKM USU Pertanyakan Kesiapan Bioskop Dibuka Saat Pandemi Corona

Haris Fadhil - detikNews
Rabu, 26 Agu 2020 12:46 WIB
Bioskop Rakyat (Indiskop) di Teluk Gong, Jakarta Utara, sibuk menerapkan simulasi protokol kesehatan meski gagal dibuka untuk umum pada 29 Juli mendatang.
Ilustrasi bioskop (Foto: Pradita Utama-detikcom)
Medan -

Pemerintah segera mengizinkan bioskop dibuka kembali meski penyebaran virus Corona atau COVID-19 masih terus terjadi. Kesiapan bioskop melaksanakan pencegahan penyebaran Corona pun menjadi pertanyaan.

Akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU), Dr Kintoko Rochadi, mengatakan pertimbangan pemerintah soal pembukaan kembali bioskop ini bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, soal kesehatan dan kedua soal ekonomi.

"Kita ambil dari dua sisi, pertama dari sisi ekonomi, satu lagi dari sisi kesehatan. Kalau dilihat dari sisi kesehatan dengan masih belum bisa dikendalikannya masalah COVID ini, kasus bertambah dan sampai sekarang pemerintah masih seperti setengah hati dalam penanganan walaupun uji swab sudah di banyak tempat, tapi itu upaya untuk kita tahu klaster-klasternya. Tapi, dampak ekonominya juga ada. Kita tahu pengusaha bioskop pasti akan rugi besar jika melihat ini. Tapi bila itu (pembukaan bioskop) tidak dilakukan, semakin memukul mereka. Ini jadi pertimbangan," ujar Kintoko, Rabu (26/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kintoko kemudian menyoroti soal kesiapan bioskop jika kembali di buka di tengah pandemi. Dia mempertanyakan apakah para pengusaha bioskop siap melaksanakan semua protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Corona di bioskop.

"Jalan tengahnya gini, oke kita tidak masalah (bioskop dibuka). Tetapi, apakah pihak pengelola bioskop itu mampu melakukan protokol kesehatan? Mampu nggak? Kalau nggak, ya harus diawasi dari awal. Harus ada tim evaluatornya, apakah benar-benar berjalan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan salah satu yang harus dipenuhi adalah pembelian tiket secara daring untuk menghindari antrean atau orang berkumpul di lokasi bioskop. Selain itu, dia juga mengingatkan agar pengelola bioskop membuat jarak antar-kursi penonton. Jika ada penonton yang membandel dan pindah kursi, katanya, penonton itu harus diberi sanksi.

"Biasa itu ada yang pergi berduaan, mau nggak mau pindah. Ketahuan, itu wajib didenda. Bisa nggak mengevaluasi itu? Atau sebelum dimulainya film harus ada peringatan-peringatan dari awal, ini harus seperti ini daripada nanti ada kejadian. Itu nggak masalah, tiket juga harus online ya," tuturnya.

Selanjutnya, Kintoko juga meminta pengelola bioskop memastikan sirkulasi dan kualitas udara di dalam bioskop tetap dalam kondisi baik. Hal itu perlu dilakukan mengingat virus Corona disebut bisa menular lewat udara.

"Kita tahu ruang tertutup walau sampai sekarang masih debatable ya, tapi ya juga harus disediakan seperti air purifier supaya ya minimal memberi rasa aman. Ada persepsi aman itu menjadi lebih enak ya. Mau tidak mau harus ada kerja sama dari pihak terkait dalam hal ini Gugus Tugas COVID-19 dengan pengelola bioskop agar masing-masing saling memahami. Kalau nggak, sulit kita," tuturnya.

Kintoko mengatakan pengelola wajib menyediakan tempat cuci tangan ataupun hand sanitizer dan memastikan pengunjung harus mencuci tangan sebelum masuk bioskop. Dia juga sepakat dengan pemaparan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito yang mengatakan dibukanya bioskop bisa menjadi hiburan dan meningkatkan imunitas warga.

"Kalau itu saya setuju, jujur saja, terlalu banyak orang yang penyakitnya itu terkait dengan kejiwaan. Misalnya, asam lambung naik. Itu stresor (penyebab stres) semakin tinggi nggak bisa ke mana-mana segala macam membuat orang stresnya tinggi. Tapi asalkan satu, protokol kesehatan di jalankan. Kadang, teman-teman dari kesehatan ini dengan pola pikir kesehatan secara rigid, 'wah harusnya nggak boleh jangan gara-gara ekonomi kesehatan dihilangkan'. Padahal, bisa jadi betul kata Prof Wiku supaya mengatasi tingkat stres, ini bagian hiburan juga. Semakin orang senang, itu kekebalan tubuh, imunitas tubuh meningkat," tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah segera mengizinkan bioskop buka secara bertahap di tengah pandemi Corona. Salah satu alasannya, bioskop dianggap merupakan bentuk hiburan untuk masyarakat yang bisa meningkatkan imunitas.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di YouTube BNPB, Rabu (26/8). Wiku mengatakan keputusan membuka kembali bioskop ini sudah dikaji oleh tim pakar Satgas COVID.

"Kami dari pakar Tim Satgas COVID-19 telah membuat beberapa kajian selama beberapa minggu terakhir terhadap kemungkinan pembukaan bioskop dan sinema dengan mempertimbangkan berbagai hal yang penting, terutama dari aspek kesehatan, dari aspek sosial, dan ekonomi," ujar Wiku.

"Perlu kami sampaikan, bahwa bioskop dan sinema memiliki karakteristik penting dan kontribusi penting, terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat, karena imunitas masyarakat bisa meningkat karena bahagia, atau suasana mental fisik dari penonton dan masyarakatnya juga ditingkatkan," sambungnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads