Deretan Pembunuhan-pembunuhan Sadis yang Tewaskan Sekeluarga

Deretan Pembunuhan-pembunuhan Sadis yang Tewaskan Sekeluarga

Farih Maulana Sidik - detikNews
Minggu, 23 Agu 2020 13:06 WIB
Empat orang dalam satu keluarga ditemukan tewas membusuk di rumah mereka, Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Sukoharjo. Saat ini rumah tersebut digaris polisi.
TKP pembunuhan sadis tewaskan sekeluarga di Sukoharjo (Foto: Bayu Ardi Isnanto)
Jakarta -

Kasus pembunuhan sekeluarga kembali terjadi. Sepanjang 2020, setidaknya ada 2 kasus pembunuhan sekeluarga yang membuat geger, peristiwa terbaru terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kasus pembantaian sekeluarga di Sukoharjo bermula saat warga Dukuh Slemben, Desa Duwet, Baki, Sukoharjo pada Jumat (21/8/2020) dikejutkan dengan penemuan mayat empat orang sekeluarga di dalam satu rumah. Keempat korban yang jadi korban pembunuhan itu ialah Suranto (42) selaku kepala keluarga, istrinya Sri Handayani (36). Kemudian dua anak mereka, Rafael (10) dan Dinar (6).

"Ada bau menyengat dari arah rumah korban. Setelah dicek ke dalam rumah, terlihat ada 4 orang tewas, yaitu suami S, istri SH dan 2 orang anak," kata Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas dalam jumpa pers di Mapolsek Baki, Sabtu (22/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi langsung melakukan olah TKP di rumah yang berada di tengah perkampungan itu. Polisi memeriksa enam saksi hingga mencurigai seseorang berinisial HT (41) yang merupakan teman bisnis rental mobil dari korban Suranto. Polisi sempat menginterogasi pelaku hingga akhirnya menemukan bukti-bukti.

HT dengan sadis membunuh para korban dengan menggunakan pisau dapur yang diambil dari dapur korban. Barang bukti pembunuhan sempat dibuang untuk menghilangkan jejak. Namun polisi dapat menemukannya kembali.

ADVERTISEMENT

Diketahui HT memiliki utang cukup banyak kepada pihak lain. Dia lalu membunuh korban agar bisa memiliki mobilnya.

Berikut ini kasus-kasus pembunuhan sekeluarga di Bekasi hingga Sukoharjo:

1. Pembunuhan Sekeluarga di Pulomas

Kasus bermula saat Ridwan Sitorus dkk merampok rumah Dodi Triono pada penghujung 2016. Mereka menyekap 11 penghuni, sehingga 6 di antaranya tewas. Keenam orang itu adalah:

1. Dodi
2. Diona Andra Putri (putri pertama Dodi dari mantan istri kedua)
3. Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, putri ketiga Dodi dari mantan istri kedua)
4. Amalia Calista (teman Gemma)
5. Yanto (sopir)
6. Tarso (sopir)

Seluruh korban ditemukan di sebuah kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter dalam keadaan terkunci. Setelah kamar mandi dibuka, ditemukan ada 6 orang tewas dengan kondisi luka tusuk. Sedangkan ada 5 orang lainnya yang masih hidup dan dilarikan ke rumah sakit.

Para pelaku, yakni Ridwan dan Erwin Situmorang, dapat dibekuk. Sedangkan pelaku lainnya, Ramlan Butarbutar, tertembak hingga tewas karena mencoba melawan saat ditangkap.

Singkat kata, Ridwan dan Erwin sudah menjalani persidangan dan pada 17 September 2017. PN Jaktim menjatuhkan hukuman mati kepada Ridwan dan Erwin. Hukuman mati itu dikuatkan Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta. Para terpidana mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung tapi ditolak.

"Menolak kasasi Ridwan Sitorus alias Ius Pane alias Marihot Sitorus dkk," demikian dilansir website MA sebagaimana dikutip detikcom, Selasa (13/11).

2. Kartel Narkoba Bakar 1 Keluarga di Makassar

Kasus ini berawal dari Daeng Ampuh (napi narkoba) yang berniat membunuh Fahril. Sebab, Fahril memiliki utang penjualan narkoba ke Daeng Ampuh. Daeng lalu menyuruh anak buahnya menghabisi nyawa Fahril.

Caranya, membakar rumah Fahril. Tapi lima orang lainnya yakni H Sanusi (75), Hj Bondeng (70), Hj Musdalifa (40), Hijas (6), Mira (18) yang berada di rumah tersebut ikut mati terpanggang.

Enam orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Daeng Ampuh sebagai otak pembunuhan ini memberikan instruksi untuk membunuh Fahril dari dalam selnya di LP Makassar.

Namun Daeng Ampuh mengakhiri hidupnya dari dalam sel. Daeng Ampuh tewas dengan melilitkan borgol ke lehernya.

"Pada hari ini telah ditemukan korban meninggal dunia atas nama Akbar alias Ampuh (32) di ruang isolasi Lapas Makassar. Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB pagi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Wirdhanto Hadicaksono di Lapas Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Senin (22/10/2018).

3. Fransiskus Tembak Istri dan 2 Anaknya di Palembang

Kasus tewasnya sekeluarga di Palembang ini turut menyita perhatian. Fransiskus, si kepala keluarga, tega menghabisi nyawa istri dan 2 anaknya. Akhirnya, si pelaku juga bunuh diri setelah itu.

Kasus ini terjadi pada 24 Oktober 2018, sekitar pukul 03.00 WIB, di Kompleks Villa Kebon Sirih, Bukit Sangkal, Kalidoni, Kota Palembang. Berikut ini fakta kasus tersebut sebagaimana dirangkum detikcom, Rabu (31/10/2018):

Korban
1. Istri, Margareth (43), ditembak Fransiskus.
2. Anak, Rafael (18), ditembak Fransiskus.
3. Anak, Ketty (11), ditembak Fransiskus.
4. Fransiskus Xaverius Ong (45) menembak kepala sendiri.
5. 2 ekor anjing dalam kondisi mati di dekat kamar mandi.

Fransiskus menghabisi nyawa keluarganya dengan senjata api jenis revolver. Selain itu, ia menulis 'surat perpisahan' dan mengirim pesan terakhir di grup WA.

Motif kasus ini adalah perceraian dan utang Rp 8,9 miliar. Selain masalah utang, polisi menyebut adanya permasalahan lain yang saat itu dihadapi Fransiskus.

4. Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi

Pembunuhan sadis yang menimpa keluarga Daperum Nainggolan terjadi pada Senin (12/11/2018) malam. Pelaku, Haris Simamora, mengaku menghabisi nyawa kerabatnya karena dendam sering dihina tak berguna.

Pembunuhan sadis ini berawal dari kecurigaan seorang saksi. Saksi ini mulanya melihat gerbang kontrakan yang menyatu dengan rumah korban terbuka pada pukul 03.30 WIB, Selasa (13/11/2018).

Saksi yang sama kembali datang ke rumah korban sekitar pukul 06.30 WIB. Karena curiga, saksi membuka jendela dan melihat korban suami-istri sudah tergeletak.

Hinaan itu, menurut pengakuan Haris, cukup sering dilontarkan. Haris sakit hati, lalu merencanakan pembunuhan.

"Sekitar pukul 23.00 WIB, dia melakukan aksinya. Pas mereka tidur, dia ke belakang, bawa HP. Dia sudah sering ke situ, dia tahu tempat perkakas di mana, dia lihat linggis. Akhirnya linggis dipakai untuk itu," kata Irjen Argo Yuwono yang saat itu masih berpangkat Kombes serta menjabat Kabid Humas Polda Metro Jaya,

Haris pertama-tama membunuh sang kepala keluarga, Daperum Nainggolan. Dia kemudian membunuh istri Daperum, Maya Ambarita.

Saat Haris membunuh Daperum dan Maya, kedua bocah itu terbangun dan bertanya 'ada apa' kepada Haris. Kepada kedua bocah, Haris mengatakan ibu mereka sedang sakit. Haris diketahui masih memiliki hubungan keluarga dengan Maya Ambarita.

"Anaknya lalu balik lagi (ke kamar). Dia menidurkan, kemudian mencekik," ujar Argo.

5. Ibu-Anak Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Banyumas

Pembunuhan sekeluarga di Bayumas dilakukan oleh ibu bernama Saminah alias Minah (53) serta dua orang anaknya bernama Irvan dan Putra. Pelaku tega membunuh empat orang sekeluarga yang masih kerabatnya sendiri, yaitu Supratno (51), Sugiono (46), Heri Sutiawan (41), ketiganya adalah saudara Minah. Satu lainnya adalah Vivin Dwi Loveana alias Vivin (22), anak dari Ratno. Para korban tinggal bersebelahan dengan para terdakwa.

Peristiwa pembunuhan itu tejadi pada 9 Oktober 2014. Hampir 5 tahun, kasus ini terungkap bermula pada 28 Agustus 2019 ditemukan kerangka dari keempat korban yang terkubur di kebun belakang rumah di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggarangan, Kecamatan Bayumas.

Pembunuhan ini terjadi akibat permasalahan harta warisan antara Minah dan tiga saudara kandungnya. Selain membunuh, para pelaku juga menjual dua sepeda motor dan sebuah laptop milik korban Supratno dan Vivin. Barang-barang tersebut dijual oleh anak pertama Minah, Sania Roulitas (37).

6. Ayah Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri di Tangerang

Misteri kematian sekeluarga di kawasan Balaraja, Tangerang, Banten terjadi pada Kamis (11/6) sekitar pukul 01.30 WIB. Warga menemukan ada tiga jenazah, yaitu orang bapak inisial R yang tergantung di kamar, anak berusia masing-masing 13 tahun terikat lehernya di kamar, dan anak usia 3 tahun tenggelam di bak kamar mandi.

Penemuan mayat dalam kondisi tak wajar tersebut diduga korban pembunuhan. Benar saja, setelah terungkap pembunuhnya ialah keluarga sendiri, yaitu ayahnya, yang juga ditemukan tak bernyawa akibat bunuh diri di tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan sang ayah, inisial R, diduga gantung diri setelah membunuh kedua anaknya. Korban yang berusia 13 tahun ditemukan terikat tali di lehernya di sebuah kamar dan anak usia 3 tahun jasadnya tenggelam di kamar mandi.

"Anak-anak diduga dibunuh oleh R sebelum dia melakukan bunuh diri," kata Ade di Tangerang, Banten, Jumat (12/6/2020).

7. Pembunuhan Sekeluarga di Sukoharjo

Tindakan pembunuhan dilakukan pada Rabu (19/8/2020) dini hari, pukul 04.00 WIB. Pelaku mendatangi rumah korban dan membunuh dengan menusukkan pisau dapur.

Aksi diketahui setelah empat mayat ditemukan di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Baki, Sukoharjo pada Jumat (21/8/2020) sekitar pukul 21.00 WIB. Empat orang dalam satu keluarga ditemukan tewas sudah dalam kondisi membusuk.

Para korban diketahui bernama Suranto (42) selaku kepala keluarga, istrinya Sri Handayani (36). Kemudian dua anak mereka, Rafael yang masih SD dan Dinar yang masih TK.

Setelah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi, pada Sabtu (22/8/2020) polisi berhasil mengungkap pelaku yakni HT yang merupakan rekan bisnis rental mobil korban Suranto. Alasan HT melakukan pembunuhan ialah ingin memiliki barang korban karena terlilit utang.

"Masalah utang. Pelaku punya banyak utang, lalu punya keinginan untuk memiliki barang milik korban," kata Bambang Yugo dalam jumpa pers di Mapolsek Baki, Sabtu (22/8/2020).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads