Setri mengatakan pihaknya mengetahui info peretasan itu saat akun Twitter anonim--merujuk pada @xdigeeembok--menulis peretasan itu di Twitter. Setri menyebut akun yang sama juga mengulas tulisan Tempo soal pelibatan influencer untuk mengkampanyekan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Karena sudah malam kita baru, saya dapat info bahwa kabar peretasan itu muncul di sebuah akun anonim di Twitter, wah saya bilang kok satu paket. Jadi update-nya mereka yang sebelumnya juga mempersoalkan liputan Koran Tempo soal penggunaan para influencer, para pesohor untuk kampanye RUU Omnibus Law, dia yang mengabarkan. Sisi lain memang nama akunnya muncul ketika di face situs kami itu muncul akunnya," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setri mengaku penasaran dengan peristiwa ini mengingat beberapa waktu terakhir akun media sosial aktivis hingga pakar epidemiologi dari FKM UI Pandu Riono dibajak. Setri mengaku peristiwa ini masih menjadi pertanyaan.
"Tapi lagi-lagi saya ingin katakan ini menjadi spesial menurut saya karena ini menjadi sebuah rangkaian sebelum banyak peristiwa sebelumnya. Misalnya ada akun aktivis yang diretas, akun Twitter yang dibajak. Hari yang sama misalnya Pandu Riono juga akun Twitter-nya dibajak dan dia didoktrin. Kita nggak tahu apakah ini satu rangkaian, kita masih bertanya-tanya juga," jelas Setri.
(lir/hri)