Klaim 'Obat Corona' Bikin Anji Maraton Pemeriksaan di Kantor Polisi

Round-Up

Klaim 'Obat Corona' Bikin Anji Maraton Pemeriksaan di Kantor Polisi

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 11 Agu 2020 07:40 WIB
Anji penuhi panggilan polisi.
Foto: Anji di Polda Metro Jaya (Palevi/detikHOT)
Jakarta -

Konten YouTube wawancara Anji dengan Hadi Pranoto soal klaim 'obat Corona' berbuntut panjang. Setelah dilaporkan atas dugaan penyebaran berita bohong, Anji harus menjalani pemeriksaan maraton di Polda Metro Jaya.

Pada pemeriksaan perdana di Polda Metro Jaya, Senin (10/8) kemarin, Anji diperiksa hingga 10 jam. Selama pemeriksaan itu Anji dicecar penyidik dengan 45 pertanyaan.

"Saya baru pertama kali dilaporkan seperti ini dan baru pertama kali menjalani pemeriksaan seperti ini. Dari tadi mulai jam 10 pagi, istirahat satu kali jam makan siang jam 12. Lalu tadi ada total sekitar 45 pertanyaan," kata Anji kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Anji menjelaskan, dari 45 pertanyaan yang ditanyakan penyidik, mayoritas menggali terkait biodata dirinya serta kronologi kegiatan wawancara dirinya dengan Hadi Pranoto.

ADVERTISEMENT

"Jadi dari 45 pertanyaan yang jelas pertanyaan di awal adalah pertanyaan tentang identitas saya. Maksudnya biodata, jati diri. Lalu selebihnya akun YouTube saja, akun 'dunia MANJI'. Kemudian tentang kronologi kejadian ketika wawancara. Intinya adalah materi pokok perkara," sebutnya.

Anji mengaku telah memetik banyak pelajaran dari kasus yang dihadapinya kini.

Tonton video 'Tebus Kesalahan, Anji Ingin Kolaborasi dengan IDI':

[Gambas:Video 20detik]




"Yang jelas banyak pelajaran, bahwa gini, ternyata saya tidak bisa percaya sama media-media yang ada di Indonesia juga," kata Anji di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/8/2020).

Anji beralasan, terkait konten wawancara dia dengan Hadi Pranoto, dia menyebutkan sosok Hadi Pranoto telah lebih dahulu diberitakan oleh sejumlah media, baik media lokal maupun media nasional.

Anji lantas mempertanyakan saat wawancaranya dengan Hadi Pranoto yang diunggah di akun Youtube-nya berujung viral dan mendapatkan kecaman dari publik.


"Karena sebelumnya sudah sejak tanggal 30 April 2020, berita tentang Hadi Pranoto dan temuannya ini sudah ada di media online. Saya membaca banyak berita itu di media lokal. Lalu ketika saya wawancara di sana pun, ada dua media di sana, media nasional dan media lokal melakukan wawancara dengan Bapak Hadi Pranoto," sebut Anji.

"Wawancara dengan materi wawancara yang relatif sama dengan apa yang saya buat. Tapi entah kenapa yang viral saya? Ya buat saya ini pelajaran banyak sekali," sambungnya.

Terkait wawancara dengan Hadi Pranoto, Anji mengaku hal itu dilakukan karena merasa temuan Hadi Pranoto tersebut bisa saja menjadi kabar baik bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Corona ini. Namun, dirinya tidak menyangka niat baiknya tersebut justru berujung laporan kepolisian.

"Karena saya melihat kita semua sudah jenuh, lelah dengan pandemi ini, lalu tiba-tiba ada harapan, buat saya ini adalah kebaikan untuk dibagikan. Tapi saya tidak menyangka sih bahwa impact-nya ternyata seperti. Ya sudah saya hadapi saja," pungkas Anji.

Sementara itu, Anji menjawab soal video klarifikasi permintaan maaf seusai konten YouTube yang berisi wawancara dengan Hadi Pranoto ramai diperbincangkan publik. Anji menepis adanya anggapan 'pesanan'.

"Nggak ada, nggak ada (pesanan). Jadi emang itu bentuk iktikad baik saya. Karena saya itu kan saya tidak banyak membalas komentar-komentar di Twitter, di Instagram, di YouTube yang akhirnya di-take down," kata Anji di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/8/2020).

Anji mengaku, meski tidak sering membalas respons orang-orang di kolom komentar media sosialnya, dia tetap mencatat tiap masukan hingga kritik yang diberikan oleh masyarakat.


Menurutnya, kritik-kritik terkait status 'profesor' Hadi Pranoto yang menjadi polemik hingga dirinya disebut tidak mendukung rapid test sampai swab test menjadi hal-hal yang diperhatikan Anji dari tiap kritik yang masuk di media sosialnya.

Anji menambahkan, saat secara sukarela siap membantu dan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dia mengatakan hal tersebut sebagai upaya menebus kesalahan sebelumnya.

"Saya bilang di video klarifikasi saya bersedia bekerja sama dengan IDI. Bekerja sama itu menyampaikan informasi, maksudnya ya bagaimana sih sebuah temuan atau ramuan bisa dinyatakan sebagai obat melalui uji ilmiah?" jelas Anji.

"Jadi itu bentuk pembalas kesalahan saya bahwa saya bersedia bekerja sama. Jadi ini bukan titipan-titipan tapi saya memang mendapatkan banyak masukan aja dari berbagai pihak," sambung Anji.

Seperti diketahui, wawancara Anji dengan Hadi Pranoto soal 'obat Corona' yang ditayangkan di akun YouTube 'dunia MANJI' berbuntut panjang. Anji dan Hadi Pranoto kemudian dilaporkan CEO Cyber Indonesia Muannas Alaidid.

Laporan tersebut tertuang dalam Laporan Polisi LP/4538/VIII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ, tertanggal 3 Agustus 2020. Anji dan Hadi Pranoto dianggap telah menyebarkan berita bohong soal klaim 'obat Corona' tersebut.

Halaman 2 dari 3
(mei/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads