Gubernur Dukung KAI Sumsel Konversi Penggunaan Solar ke LNG

Gubernur Dukung KAI Sumsel Konversi Penggunaan Solar ke LNG

Raja Adil Siregar - detikNews
Jumat, 07 Agu 2020 16:37 WIB
Herman Deru
Foto: Raja Adil Siregar/detikcom
Palembang -

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mendukung rencana konversi bahan bakar kereta api angkutan dari solar ke liquefied natural gas (LNG). Dia menilai rencana konversi ini akan menguntungkan PT KAI.

"Hasil pembicaraan tadi bahwa BBM kereta api di Sumsel akan dikonversi dari solar ke LNG. Mudah-mudahan ini menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia," kata pria yang akrab disapa HD ini saat ditemui di kantornya, Jumat (7/8/2020).

Dengan penerapan itu, lanjutnya, Sumsel menjadi daerah pertama di Indonesia yang menggunakan LNG. Bahan bakar LNG ini dinilai ramah lingkungan dan biayanya lebih murah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pakai ini, maka kita menjadi negara kelima di dunia dan itu dimulai di Sumsel untuk kereta api," ujarnya.

Meskipun memberikan dukungan penuh, mantan Bupati OKU Timur dua periode ini menyebut keputusan itu tetap ada pada manajemen PT KAI. Namun ia menilai penerapannya sudah sangat layak.

ADVERTISEMENT

"Tentu memang harus ada keputusan dari manajemen. Saya sebagai gubernur karena di Sumsel traffic tinggi sekali ya saya mendukung karena ini juga hemat lingkungan," ungkapnya.

Terkait realisasi, ia mengakui tergantung keputusan bersama antara PT KAI, BPH Migas, dan PT Pertamina. Sebab, saat ini KAI menjadi transportasi utama angkutan barang dan hasil pertambangan di Bumi Sriwijaya.

"Realisasi tergantung tripartit ini (KAI, BPH dan Pertamina). Kalau dari profit KAI tentu diuntungkan sekali, kalau untuk kereta barang itu kan di Sumsel paling tinggi. Ada untuk tambang, batu bara, minyak, gas dan angkutan barang," bebernya.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menyebut rencana konversi solar ke LNG sudah dilakukan sejak 2015. Namun hingga saat ini belum ada kepastian dari MoU tersebut.

"Ini untuk jangka panjang, MoU antara Pertamina dan KAI itu sudah sejak 2015 lalu. Tapi followup-nya itu hidup segan mati tak mau, kita ingin ini cepat jalan dengan support Pak Gubernur," katanya.

BPH Migas sebagai yang menetapkan kuota bahan bakar menilai selama ini KAI di Sumatera Selatan menggunakan BBM sekitar 243 juta liter/tahun, sehingga hal ini menjadi kelebihan kuota penggunaan BBM.

"BPH Migas ini kan yang menetapkan kuota, dan selama ini KAI menggunakan BBM tahun lalu 243 juta liter, ini terjadi overkuota. Oleh sebab itu kami minta kuota ini jangan sampai kelebihan," kata Fanshurullah.

"Usulan Komisi VII juga bahwa ini kan ada potensi, karena gasnya ada. Dari pada itu diekspor dan dikirim ke Singapura dan Jawa, kenapa tidak dipakai di sini, jadi masalah gas kami diperintahkan UU untuk dapat dimanfaatkan di dalam negeri dulu," tuturnya.

Dukungan yang sama diberikan anggota Komisi VII DPR Yulian Gunhar. Yulian menilai Sumsel sudah layak mengkonversi solar ke LNG.

"Komisi VII DPR bersama BPH Migas tentu sangat mendukung. Di mana bahan bakar KAI dikonversi dari solar ke LNG, tentunya ini butuh suport dari gubernur dan BPH Migas," pungkasnya.

Tonton video 'Upaya PT KAI Daop 1 Cegah Penyebaran Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



(mul/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads