Disdik Cilegon vs Satgas Corona Soal Sekolah Tatap Muka

Round-Up

Disdik Cilegon vs Satgas Corona Soal Sekolah Tatap Muka

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 07 Agu 2020 05:13 WIB
Hari pertama masuk sekolah di Cilegon, Banten.
Foto: Hari pertama masuk sekolah di Cilegon, Banten. (Iqbal-detikcom)
Jakarta -

Satgas Penanganan COVID-19 Kota Cilegon dan Disdik saling adu argumen soal sekolah tatap muka. Satgas menilai Disdik tidak berkoordinasi, namun dibantah.

Pemkot sudah mewacanakan sekolah tatap muka dibuka lagi pada Senin (3/8) kemarin. Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon memberlakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. Jam pelajaran dibatasi hanya 2 jam pelajaran per harinya.

"Kita mau kenormalan baru nih jadi kita deklarasi, termasuk yang buat sekolah, boleh sekolah 2 jam tapi 50 persen kapasitasnya," kata Wali Kota Cilegon Edi Ariadi kepada wartawan seusia Apel Adaptasi Kebiasaan Baru di Cilegon, Senin (3/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KBM tatap muka di sekolah diuji coba, Selasa (4/8). Di hari pertama itu siswa mulai dibiasakan dengan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Corona.

Siswa secara bergiliran masuk kelas. Jika nomor absen 1-16 masuk di hari pertama, maka absen 17 dan selanjutnya masuk besok harinya. Siswa yang tidak KBM di sekolah, melakukan pembelajaran daring dari rumah.

ADVERTISEMENT

Pihak sekolah mewajibkan agar orangtua murid menjemput anaknya sepulang sekolah. Jika orang tua murid bekerja, harus ada anggota keluarganya yang menjemput.

Secara total di hari pertama itu ada 33 dari 43 SMP di Cilegon, Banten mulai memberlakukan KBM tatap muka di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon, Ismatullah menyebut ada 10 sekolah lainnya masih melakukan sosialisasi.

"Mereka belum siap untuk melaksanakannya, tapi itu tidak masalah karena masih bisa melakukan pembelajaran secara daring," kata Ismatullah, Selasa (4/8/2020).

Selang sehari, Satgas Penanganan COVID-19 Kota Cilegon memutuskan untuk menyetop KBM tatap muka di sekolah. Uji coba itu tak diizinkan dilanjut mengingat kasus Corona yang terus naik.

"Iya itu ditutup karena mengacu kepada SKB 4 menteri. Kalau di luarnya itu kan banyak faktor, pertama peningkatan kasus positif di Cilegon bertambah terus, kedua Cilegon masih posisi zona kuning, ketiga adalah mengacu kepada SKB 4 menteri," kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Kota Cilegon, Erwin Harahap saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (5/8/2020).

Sekolah tatap muka akan dibuka kembali menunggu situasi aman dan kondusif. Cilegon yang masih berada di zona kuning dinilai belum memungkinkan untuk dibukanya sekolah tatap muka di tengah pandemi.

Erwin juga menilai pihak Dinas Pendidikan tidak berkoordinasi terkait uji coba sekolah tatap muka yang berlangsung selama 2 hari sebelum akhirnya dibatalkan.

"Nggak, nggak, itu nanya Disdik aja, itu nggak koordinasi sama kita mau uji coba 2 hari," kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Kota Cilegon, Erwin, Kamis (6/8/2020).

Erwin menuturkan, kala itu Satgas hanya diperintahkan untuk membuat konsep protokol kesehatan sebelum diberlakukannya sekolah tatap muka. Namun, pihak Disdik malah melakukan uji coba sebelum konsep protokol kesehatan rampung.

"Protokol COVID itu bisa masuk ya diterima tapi kan gitu ya, di satu sisi pertumbuhan perkembangan COVID-19 di Cilegon bertambah ditambah lagi peraturan SKB 4 Menteri," lanjut Erwin.

Namun, Disdik Kota Cilegon membantah tak berkoordinasi soal kebijakan sekolah tatap muka. Disdik mengaku kebijakan untuk memulai sekolah tatap muka itu sudah dibahas bersama forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda).

Ismatullah mengatakan forum itu menjadi dasar dilakukannya uji coba sekolah tatap muka di Cilegon pada Senin (3/8) lalu. Obrolan itu juga menghasilkan rencana penerbitan surat edaran dari terkait dibukanya sekolah tatap muka.

"Kalau diomong belum dikoordinasi wong kita ngomong sama Forkopimda, kita pertama kali ngobrolnya di acara silaturahmi abis Idul Adha, ada Dandim, Kapolres, Wali Kota, Kepala BPBD juga ada," kata Ismatullah, Kamis (6/8/2020).

Ismat mengatakan, saat itu, kondisi kasus virus Corona (COVID-19) di Cilegon yang kondusif menjadi dasar pertimbangannya. Selain itu, banyak juga aspirasi dari berbagai pihak yang menyarankan untuk kembali membuka sekolah.

"Pertimbangannya karena kota Cilegon sudah cukup kondusif, dan Cilegon menjadi sebuah keniscayaan untuk dibuka dan sekolah madrasah waktu itu sudah dibuka sehingga ada aspirasi kepada pimpinan untuk segera dibuka, bahkan dari anggota dewan menyarankan untuk dibuka tapi ternyata ada berbeda pendapat ada yang melarang dan ada yang senang. Akhirnya menghentikan tatap muka," tutur Ismat.

Halaman 3 dari 2
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads