Dokter Paru: Klaim Hadi Pranoto di Video Anji Hoax!

Dokter Paru: Klaim Hadi Pranoto di Video Anji Hoax!

Tim detikcom - detikNews
Senin, 03 Agu 2020 17:06 WIB
Anak asuh pertama Surya Atmadja, Hadi Pranoto, di Bogor, Rabu (1/7/2020).
Foto: Hadi Pranoto mengklaim menemukan 'obat COVID-19'. (Sachril/detikcom)
Jakarta -

Ketua Kolegium Pulmonologi Indonesia, dr. Faisal Yunus, turut menanggapi pernyataan Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan 'obat Corona'. Klaim-klaim Hadi Pranoto dalam video di channel YouTube musisi Anji yang kini telah dihapus itu disebut bohong dan hoax.

Hadi Pranoto dalam video di channel YouTube Anji disebutkan sebagai profesor ahli mikrobiologi. Hadi mengklaim telah menemukan antibodi COVID-19 sebagai 'obat' yang bisa menyembuhkan dan mencegah COVID-19. Hadi juga mengatakan swab test untuk virus Corona bisa seharga Rp 10-20 ribu. Dalam video itu, Anji juga menyapa Hadi Pranoto sebagai 'dok'.

Soal harga swab yang terjangkau itu, Hadi Pranoto mengklaim virus Corona bisa dideteksi melalui air liur dan keringat seseorang. Selain itu, ia juga mengklaim virus Corona bisa mati jika terpapar panas pada suhu 350Β°C.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Klaim-klaim itupun dibantah dr. Faisal. Ketua Pendidikan Dokter Paru Indonesia itu menyebut klaim Hadi Pranoto adalah sebuah kebohongan.

"Pernyataannya nggak benar. Pertama COVID itu mati suhunya 370, ini nggak benar, masa dibakar kok nggak apa-apa. Kemudian juga bisa keluar dari keringat, ludah, itu bohong semua, itu ngaco-ngaco itu," kata dr. Faisal kepada wartawan, Senin (3/8/2020).

ADVERTISEMENT

Klaim Hadi Pranoto yang lain di video itu adalah bahwa 'obat COVID-19' yang ditemukannya sudah menyembuhkan ribuan orang dan di-supply ke sejumlah tempat, termasuk Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Faisal pun sekali lagi membantah klaim itu.

"Jadi bohong dia kalau dibilang kasih obat ke Wisma Atlet, itu nggak dikasih obat, orangnya kayak tinggal di hotel, cuma dikasih makan. Tujuan kita supaya dia tidak menularkan orang lain, jadi ditahan di sana sampai kondisinya betul-betul sehat setelah isolasi selama 14 hari. Jadi orang-orang yang positif dikirim ke sana untuk diisolasi, bukan untuk diobati. Diobatinya di rumah sakit," jelasnya.

Faisal menyebut dirinya sudah menonton video Hadi Pranoto di channel YouTube Anji, meski saat ini video tersebut telah dihapus. Karena itulah, ia menegaskan, apa yang disampaikan Hadi Pranoto dalam video tersebut adalah hoax.

"Itu dia hoax itu, orangnya itu kita nggak tahu. Di Lampung itu IDI-nya mencari dia nggak ketemu, nggak ada, nggak terdaftar. Hoax saja itu, bahaya banget," tegas Faisal.

"Pertama yang jelas-jelas nggak betul, dia bisa menular lewat ludah, keringat, itu nggak betul. Mati di suhu 370Β° itu nggak betul. Saya kan nonton juga videonya, makanya banyak sekali pernyataan dia yang menurut saya nggak betul," lanjut dia.

Faisal pun melempar sindiran kepada Hadi Pranoto. Menurutnya, seseorang yang berhasil menemukan obat COVID-19 bisa mendapatkan hadiah Nobel.

"Jadi dia bohong aja itu bahwa dia sudah ngasih. Kalau dia betul begitu, sudah bisa dapat Nobel itu. Karena orang seluruh dunia lagi cari obat untuk COVID itu, kalau dia sudah dapat atau apalah herbal segala macam, dia pasti dapat hadiah nobel. Kita berorientasi beranggapan kalau dia menemukan pembunuh COVID, dia bisa dapat hadiah Nobel pasti, pasti dapat Nobel," ujarnya.

Tonton video 'IDI Minta Polisi Turun Tangan, Hadi Pranoto Siap Diperiksa':

[Gambas:Video 20detik]



Klaim Hadi Pranoto soal telah menemukan 'obat COVID-19' sebelumnya juga mendapat sorotan dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) hingga Satgas Penanganan COVID-19. IDI bahkan meminta polisi turun tangan karena klaim Hadi Pranoto dinilai membahayakan dan bisa dikategorikan tindak pidana.

"Kan artinya itu pembohongan kepada masyarakat, dan itu bisa dipidana ya. Si artis Anji itu harus bisa membuka dia kerja di mana, profesornya di mana, kan nggak jelas," kata Wakwetum PB IDI, dr. Slamet Budiarto, saat dihubungi detikcom, Minggu (2/8).

"Dicari nggak ada, dan penegak hukum harus turun tangan. (Pernyataannya) membahayakan masyarakat. Misalnya dia rapid test ngomongnya cuma Rp 10 ribu, swab test cuma 10 ribu, saya nggak tahu apakah itu hanya prank atau... tapi kan nggak boleh. Itu polisi harus turun tangan untuk mengecek itu," ujarnya.

Hadi Pranoto Angkat Suara

Dalam penjelasannya, Hadi Pranoto bertanya-tanya sebenarnya apa yang dirugikan dari pernyataannya. Dia juga mengaku tak pernah mengklaim diri sebagai dokter.

"Ya silakan saja, saya akan ikuti aturan hukum yang ada dan saya ingin menanyakan juga kepada IDI. Yang dirugikan dari saya itu apa? Saya tidak pernah bilang saya seorang dokter," kata Hadi di Rumah Makan Leuit Ageung, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/8).

Hadi mengaku siap untuk datang bila polisi memanggilnya untuk memberikan keterangan. "Saya pasti datang. Tapi kan saya tidak tahu, yang dirugikan dari saya, IDI dari saya apa, saya tidak tau," lanjutnya.

Anji pun buka suara terkait vlognya berjudul 'Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!' yang sempat tayang di kanal YouTube Anji pada 31 Juli. Dia pun berjanji lewat akun Instagram duniamanji akan menanggapi isu yang beredar dengan berdiskusi bersama sejumlah pihak.

"Menanggapi isu yang beredar, saya akan berdiskusi dengan pihak-pihak yang ada di postingan @dr.tirta , tanggal 4 nanti. Hasil diskusinya akan saya share. Pertanyaan yang ada nanti saya sampaikan," tulis Anji.

Halaman 2 dari 2
(azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads