.webp)
Kamis sudah berlalu belasan menit berganti ke Jumat (31/7/2020). Tapi belasan tetangga dan kerabat dekat Etty Rohaeti bin Toyib Anwar masih bertahan. Mereka duduk bersimpuh, meriung beralas karpet cokelat di ruang tengah kediaman Etty yang tak begitu lapang. Sebagian yang lain meriung di teras. Aneka panganan ringan dan air kopi yang mengepul jadi pelengkap.
Seorang lelaki sepuh mengungkapkan kekagumannya karena Etty diperlakukan seperti selebritas dan pejabat tinggi. "Saya lihat kamu di TV pas baru datang disambut menteri," ujarnya dalam Bahasa Sunda.
Etty Toyib membenarkan. Ia mengaku tak menyangka jika pemerintah memperlakukannya begitu terhormat. Saat menjalani isolasi mandiri di Wisma Atlet hingga perawatan karena infeksi Corona, Etty juga merasa mendapat perlakuan istimewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya tinggal di lantai empat, pernah juga di lantai 30. Sekamar cuma berdua," kata Etty bangga. Mulut Engkoy yang duduk disamping Etty sampai ternganga menyimak cerita adiknya itu. "Tinggal di lantai tilu puluh? Wow, jangkung pisan atuh," ujarnya takjub.
Ketika dinyatakan pulih dari COVID-19, Etty pindah dari Wisma Atlet ke Hotel Aryaduta di kawasan Tugu Tani. "Serasa mimpi, 18 tahun tinggal dibui terus tidur di hotel berbintang. Semua sudah jadi takdir Ilahi," kata Etty disambut decak kagum tetamunya.
Saat hendak kembali ke Majalengka, ia berjumpa Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi di Pejambon. Lalu diantar langsung oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Beny Rhamdani. Bersama putra sulungnya, Didin Rohidin, Etty satu mobil dengan Benny: Toyota Alphard B-1-PMI.
Dari Jakarta pada Kamis (30/7) petang, iring-iringan pengantar Etty cuma enam kendaraan. Selepas tol Kertajati, iring-iringan mobil terus bertambah. Dengan lampu mobil yang menyala kedap-kedip, menandakan ada tokoh penting dalam rombongan. Tak heran bila memasuki Cikijing dan Desa Cidadap, banyak warga melongok dari jendela melihat konvoi mobil yang mencapai 12 buah.
Blak-blakan TKI Etty yang Bebas dari Hukuman Mati:
