Klaim-klaim Hadi Pranoto itu mendapat respon dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga Satgas COVID-19. Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum dibuktikan kebenarannya. Dia juga meminta agar Hadi Pranoto ditelusuri apakah profesor atau peneliti.
"Mengenai siapa Saudara Hadi Pranoto, silakan ditelusuri apakah yang bersangkutan adalah seorang profesor atau peneliti (dari institusi perguruan tinggi/riset mana) seperti yang sedang beredar saat ini. Jangan cepat percaya pada pemberitaan dan jangan cepat membagi berita yang isinya diragukan kebenarannya," kata Wiku saat dihubungi, Minggu (2/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada tokoh masyarakat Wiku juga meminta agar senantiasa berhati-hati untuk menyebarkan informasi soal Corona. Dia meminta agar mengecek kebenarannya.
"Untuk figur publik dan tokoh masyarakat agar selalu berhati-hati terhadap sumber berita/referensi sebelum menyebarkan pada publik. Silakan check dan recheck pada sumber yang benar dan ahlinya," ujar Wiku.
Sementara itu, IDI meminta Anji untuk bertanggung jawab. IDI juga mempertanyakan profesi Hadi Pranoto.
"Ya namanya pembohongan, kan penipuan masyarakat. Dan itu sangat berbahaya sekali. Kalau menyebar luas begitu gimana? Termasuk Anji-nya juga harus mempertanggungjawabkan, declare aja dia profesor dari mana, keahliannya apa, gitu lho," kata Wakil Ketua Umum PB IDI, dr. Slamet Budiarto, saat dihubungi detikcom, Minggu (2/8).
"Kan artinya itu pembohongan kepada masyarakat, dan itu bisa dipidana ya. Si artis Anji itu harus bisa membuka dia kerja di mana, profesornya di mana, kan nggak jelas. Dicari nggak ada dan penegak hukum harus turun tangan," sambungnya.
(lir/imk)