Pemerintah meminta masyarakat fokus menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Corona (COVID-19) dan tidak memusingkan prediksi kasus Corona di Indonesia. Pemerintah memastikan kasus Corona di Indonesia tidak akan bertambah jika warga taat protokol kesehatan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (30/7/2020). Wiku menjawab pertanyaan 'kapan puncak pandemi di Indonesia? Apakah angka positif COVID di Indonesia akan tembus 1 juta di akhir 2020?'.
"Kami perlu jelaskan, bahwa bila kita lakukan dengan tepat cara preventive, dan promotif dengan protokol kesehatan, prediksi angka seperti ini tidak akan tercapai. Maka dari itu, yang menentukan jumlah kasus di Indonesia adalah perilaku menjalankan protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh masyarakat Indonesia," jawab Wiku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiku angka konfirmasi positif Corona tidak akan bertambah jika perilaku masyarakat diubah dan taat aturan kesehatan. Dia juga meminta warga tidak memusingkan prediksi itu.
"Mari kita tidak menunggu angkanya meningkat, tapi kita melakukan perubahan perilaku," jelasnya.
Lebih lanjut, Wiku mengungkapkan saat ini Indonesia berada di peringkat 143 dari 215 negara dunia. Peringkat ini tentang rasio jumlah kasus Corona per 1 juta penduduk.
"Begitu juga apabila kita melihat tentang rasio jumlah kasus per 1 juta penduduk, dan ini lah yang harusnya dilihat di dalam melihat perkembangan kasus, Indonesia dibanding negara-negara lain di dunia, kita menduduki rangking 143 dari 215 negara di dunia," jelasnya.
Meski begitu, dia meminta masyarakat tidak santai dan tetap serius menjaga kesehatan. Dia mengingatkan masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat di tengah pandemi.
"Hal ini tidak untuk mengatakan bahwa kita harus santai, tidak. Kita harus tetap serius menjaga supaya kasus ini tidak meningkat, dan kita bisa mengendalikan. Kembali lagi kuncinya adalah menjalankan protokol secara disiplin untuk seluruh masyarakat di Indonesia," pungkasnya.
(zap/fjp)