Satuan Tugas Penanganan COVID-19 meminta warga mempertimbangkan keputusan mudik saat Idul Adha. Sebab, bepergian saat pandemi virus Corona seperti keputusan hidup dan mati.
Hal itu disampaikan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (30/7/2020). Wiku mulanya menyampaikan lima provinsi dengan kasus terbesar merupakan daerah asal dan tujuan mudik.
"Lima provinsi penyumbang kasus terbesar di Indonesia adalah DKI Jakarta dengan jumlah 577, Jatim dengan jumlah 359, Jateng dengan jumlah 313, Sumut 241, dan Sulsel 128. Ini adalah daerah-daerah yang kebetulan juga daerah tujuan mudik," kata Wiku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Wiku meminta masyarakat selalu mewaspadai bahaya COVID-19. Dia meminta masyarakat mempertimbangkan keputusannya untuk mudik.
"Dan ini adalah kasus dalam satu hari. Jadi perlu menjadi perhatian Saudara-saudara. Dalam rangka menjalankan ibadah perayaan Idul Adha, terutama yang akan melakukan mudik, mohon dipertimbangkan dan dihindari apabila tidak terlalu perlu. Karena penyumbang kasus besar adalah daerah-daerah tujuan dan asal mudik," tuturnya.
Wiku kemudian menyampaikan bepergian saat pandemi virus Corona merupakan keputusan hidup dan mati. Hal itu, kata dia, sebagaimana pesan internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Seperti dikutip oleh WHO pada hari Senin lalu. Dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO dr Tedros bahwa bepergian saat pandemi Corona layaknya keputusan hidup dan mati. Ini adalah pesan internasional dan tidak terbatas hanya untuk kepentingan Indonesia. Jadi Indonesia termasuk harus memperhatikan pesan tersebut, khususnya dalam rangka Idul Adha," kata Wiku.
Tonton video 'Ini Alasan Bio Farma Pilih Vaksin Corona Sinovac dari China':