Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sudah berjalan di Jakarta sejak 5 Juni atau nyaris berusia dua bulan. Pakar menilai PSBB transisi sejauh ini tidak menurunkan penyebaran COVID-19 di Jakarta.
"Sama saja. Sejak awal pelonggaran sampai sekarang tidak banyak perubahan. Kondisinya hanya mempertahankan saja," kata juru wabah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, kepada detikcom, Rabu (29/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pandu, PSBB transisi Jakarta sekadar mampu menahan kondisi wabah COVID-19 di Jakarta supaya tidak menjadi jauh lebih buruk. Meski demikian, tingkat reproduksi efektif (Rt) penularan COVID-19 di Jakarta belum turun.
"Angka reproduksi efektif (Rt) tidak berubah, masih di angka sekitar 1," kata Pandu. Rt dikatakan aman apabila nilainya lebih kecil dari 1. Bila lebih dari 1, penularan virus Corona masih terjadi.
Penularan COVID-19 di Jakarta masih terus terjadi karena arus keluar-masuk manusia di Jakarta terus terjadi. PSBB dan PSBB transisi hanya dilakukan secara sektoral, padahal penduduk Jakarta juga banyak yang datang dari luar Jakarta.
"Sebenarnya, PSBB kemarin itu tidak efektif karena penduduk bergerak terus. Tapi, tidak mungkin PSBB kembali lagi. Maka ya sudah, harus diganti 3M yang dipatuhi 100% penduduk," kata Pandu.
![]() |
Tonton video 'Pemprov DKI Kantongi Rp 1,13 Miliar dari Denda PSBB Jakarta':
'3M' adalah menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak selama beraktivitas. 3M merupakan bagian dari protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
PSBB transisi fase I telah diperpanjang sejak 17 Juli sampai 30 Juli 2020 alias hari Kamis besok. Belum diketahui, apakah PSBB transisi fase I akan diperpanjang lagi ataukah dilanjutkan menjadi PSBB transisi fase II. PSBB transisi fase II berarti memuat lebih banyak lagi sektor publik yang diizinkan beroperasi di Jakarta.