- Pisau Tertindih Mayat Yodi Prabowo
Selain itu, Suwandi juga meragukan fakta terkait pisau yang tertindih mayat putranya. Jika anaknya bunuh diri dengan posisi berdiri, Suwandi meyakini pisau yang digunakan tidak akan tertindih mayat Yodi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang dia posisi bunuh dirinya berdiri, yang gerakan terakhir dia nyabut pisaunya, umpamanya, kan di leher, masa iya itu anak saya kuat banget, terus masih pegang pisau itu terus? Paling nggak kan sudah ke buang, dan jatuhnya pasti akan berantakan nggak kaya orang tidur. Pisau nggak mungkin ada di bawahnya dia. Kan begitu. Ini saya orang awam, saya bukan penyidik. Saya hanya melihat di TKP," tutur Suwandi.
- Yodi Prabowo Depresi
Polisi menyebut Yodi sempat merasa depresi usai melakukan konsultasi ke dokter ahli kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, Suwandi meyakini putranya tidak depresi.
"Sehari-harinya saya tidak pernah melihat anak saya menunjukkan tanda-tanda depresi. Sehari-harinya dia mau berangkat beliin ayam Richeese, yang pedas, yang ada level-levelnya. Dimakan lah sama dedeknya, adiknya itu yang umurnya 7 tahun yang levelnya cuma berapa, cuma dia (adiknya) merasa kepedesan, keringetan, dengan ekspresinya dia (adik), (Yodi) ketawa lepas, si almarhum ketawa, habis itu dia mandi, berangkat, berangkat kerja," ujar Suwandi.
Setahu Suwandi, orang depresi tidak memikirkan tanggung jawabnya. Menurut Suwandi, Yodi bukan orang yang sudah putus asa
"Orang depresi Pak, mandi aja malas, boro-boro mau mikirin tanggung jawab dia di sana ada kerjaan. Itu nalar saya yang saya bukan ahli psikolog, saya bukan ahli psikolog. Tapi dilihat dari situ sudah jelas," sebutnya.
(zak/zak)