Eks Kasat Intel Polres Cilegon Awab yang juga Ketua DPC Gerindra Cilegon tak jadi diusung partainya maju di Pilwalkot Cilegon 2020. Awab justru diusung Partai Demokrat, PAN, dan PPP mendampingi Iye Iman Rohiman.
Awab yang diusung partai lain membuat Ketua DPD Gerindra Banten, Desmond J Mahesa berang dan mengancam akan memecat Awab sebagai Ketua DPC Gerindra. Keriuhan di tubuh Gerindra Cilegon berujung pada anggota Dewan Penasihat DPC Gerindra mengundurkan diri.
Desmond membeberkan permasalahan tersebut, ia menganggap Awab tak konsisten dan memaksakan kehendaknya sendiri. Masalahnya, saat digadang-gadang maju di Pilwalkot Cilegon, Awab menghadap Desmond untuk maju sebagai calon wali kota dan Iye sebagai calon wakil wali kota. Namun, niatan Awab berubah saat kedua kali menghadap Desmond.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah ke sininya dia datang lagi yang ada di balik gitu lho, Iye nomor 1 Awab nomor 2. Nah sedangkan yang diwajibkan sama partai untuk mencalonkan wali kota itu dipertanyakan sama DPP akhirnya DPP tidak merestui karena kader ini aneh, ya kesannya dia tidak siap, jadi partai tidak dukung," kata Desmond saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (24/7/2020).
Eks Kasat Intel itu dinilai memaksakan kehendaknya sendiri dan tidak mengindahkan keputusan partai. Awab diduga terus mendesak untuk berpasangan dengan Iye maju di Pilwalkot Cilegon.
"Urusan keputusan DPP beda lagi dengan keputusan Awab maju, bagi saya nggak ada masalah kok, ya siapapun yang menang bagi kami nggak ada masalah kok. Saya menanggap Awab orang yang tidak bisa memegang amanah partai," kata dia.
Selain itu, kesiapan Awab untuk maju di Pilwalkot Cilegon dianggap kurang serius. Beberapa permasalahan belum terselesaikan saat dia dilantik menjadi Ketua DPC Gerindra pada Maret 2020 lalu.
Desmond menganggap Awab tak punya ongkos politik untuk maju di Pilwalkot Cilegon. Hal itu ditandai dengan datangnya tagihan dari percetakan ke DPD Gerindra Banten.
"Pada saat dia mengambil keputusan ini saya sudah bilang dia mundur karena sudah tidak serius karena ada kewajiban-kewajiban dia pada saat dia mau nyalon cetakan-cetakan itu nggak dibayar dia. Iya dia cetak stiker cetak apa... nggak bayar, akhirnya orang itu nagih ke DPD, dibayar sama DPD. Saya suruh mundur, ngapain kalau nggak punya duit malu-maluin," tuturnya.