Sebelumnya, pakar epidemiologi menyebut massa yang tidak menjaga jarak pada unjuk rasa di depan gedung DPR kemarin berpotensi menjadi klaster COVID-19 baru. Pakar meyakini protokol kesehatan akan sulit dilakukan pada aksi massa.
"Mereka berisiko tinggi untuk terinfeksi dan menyebarkan COVID-19. Jadi memang berpotensi besar untuk menjadi klaster baru COVID-19. Apalagi selama aksi mereka tidak melakukan protokol kesehatan, yang pasti sulit dilakukan pada saat aksi massa," kata pakar epidemiologi FKM UI Iwan Setiawan, Rabu (24/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan mengimbau para peserta menjalani tes usai berkumpul melakukan aksi. Dia menyebut tes yang dilakukan lebih baik PCR untuk mengetahui secara cepat hasilnya.
"Jangan rapid test, tapi PCR, rapid test sekarang belum terdeteksi yang terinfeksi, karena antibodi baru terdeteksi di hari ke-10," ujarnya.
(lir/fjp)