Devi pun mempertanyakan mengenai kebijakan prioritas usia dalam PPDB DKI ini, bukan nilai siswa. Padahal, kata Devi, selama di sekolah para siswa dituntut meningkatkan nilai.
"Kenapa harus diberlakukan usia? Kalau di sekolah dituntut dengan nilai KKM, kalau di sekolah dituntut nilai semester ganjil-genap, apa gunanya? Umur 19 tahun masuk di SMA, usia berapa di SD? apa maunya pemerintah mencerdaskan anak bangsa atau ingin menuakan anak bangsa?" katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan massa bergeser menyampaikan tuntutannya ke gedung DPRD DKI Jakarta. Devi menyebut massa bergeser ke DPRD DKI karena Anies Baswedan tidak mau menemui massa.
"Karena ketemu pak Anies saja sulit, kita tidak tahu solusinya bagaimana, gak tahu jalan keluarnya, karena Pak Anies tidak keluarkan ajudan atau siapanya, ya terpaksa kita ke sini (DPRD) menyuarakan suara kita sampai suara kita didengar," ujar Devi.
Rencananya, perwakilan massa orang tua siswa itu akan diterima langsung oleh Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi. "Ketemu Pak Prasetyo," ucapnya.
Devi mengaku, kecewa dengan sikap Anies Baswedan yang tak mau menemui para orang tua. Bahkan, kata dia, perwakilan dari pihak pihak Pemprov DKI Jakarta pun tak ada satupun yang menemui massa.
"Tidak ada (yang menemui), stafnya pak Anies nggak ada. Sangat kecewa, pemimpin yang tidak bagus kalau kayak gini," katanya.
(aan/dhn)