Cerita warga Indonesia yang bekerja sebagai ABK dan disiksa di kapal berbendera China nampaknya belum berakhir. Kali ini pengakuan tentang adanya eksploitasi yang dialami WNI ABK China datang dari AJ (30) dan R (22).
Keduanya ditemukan nelayan binaan Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Kepri, Tengky Azahar (35), tengah mengambang di laut lepas dan memint pertolongan. Keduanya mengaku nekat lompat dari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu karena tak tahan dengan perlakuan tak manusiawi oleh atasannya.
"Selama di atas kapal bekerja, lalu terjadi kekerasan dan istirahat, serta makan tidak cukup. Sehingga para pekerja asal indonesia yang ada di atas itu tidak betah bekerja," kata Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Kepri Kombes GR Gultom saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (6/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua ABK nekat terjun ke laut setelah menyadari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu memasuki wilayah perairan Indonesia. Keduanya melompat dari kapal yang melintas di wilayah Selat Malaka.
"Saat kapal memasuki wilayah perairan Indonesia, tepatnya di perairan Selat Malaka, kedua korban berniat untuk terjun dengan menggunakan life jacket. Sekira pukul 03.00 WIB, saksi mendengarkan suara teriakan 'tolong... tolong...'. Setelah itu saksi mendengar kembali suara orang juga minta tolong," jelas Gultom.
"Lalu saksi langsung menghidupkan mesin pompong dan berjalan mengikuti arah, mencari-cari asal suara dan menjumpai dua orang yang sedang mengapung dengan menggunakan pelampung," sambung dia.
Gultom menerangkan kedua korban dalam kondisi lemah saat dievakuasi oleh nelayan. Saat tiba di daratan, sang nelayan langsung melaporkan peristiwa penemuan dua ABK tersebut ke polisi.
"Nelayan yang menolong atas nama Tengku Azahar (35) menghubungi kepolisian dari Polsek Tebing dan Satuan Polairud Polres Karimun," terang Gultom.
Tonton video 'Polri Ungkap Kronologi Perdagangan WNI ABK Korban Perbudakan di Kapal China':